Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan
Sistem Informasi
Green Computing Pada Perusahaan Google
Green Computing Pada Perusahaan Google
NamaKelompok
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)
Abstrak
Pada
zaman modern saat ini, Teknologi semakin maju dan berkembang, dimana teknologi
tersebut membantu memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada kehidupan
sehari-hari, sehingga para user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi
informatika, perkembangan teknologi informatika diliat dari berbagai sudut
pandang, salah satunya pada lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka
dibuatkan suatu cara yang disebut Green
Computing.Green Computing merupakan suatu cara dimana para user menggunakan
suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik
mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Paper ini berfokus pada sejarah perkembangan
Green Computing , konsep Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh
perusahaan yang menerapkan Green Computing.
Kata Kunci :Green Computing, Data Center, Prinsip Green
Computing
Bab I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan
perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari
dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan
sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat ini berkembang menjadi lebih
canggih dan berdasarkan perkembangan teknologi, penggunaan energi yang
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari teknologi tersebut juga sangat besar.
Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat
teknologi yang penggunaan energy nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak
pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu pada zaman modern ini banyak user yang mulai
memikirkan cara dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang semakin lama
semakin lebih canggih, Green Computing merupakan
salah satu metode yang diciptakan untuk membantu para user dalam penghematan
energi dan biaya pada zaman modern saat ini, karena dengan melakukan
penghematan biaya maka dapat membantu dunia yang kita tempati saat ini menjadi
lebih effisien, salah satu nya untuk menghadapi Global Warming.
Green Computing
adalah suatu metode dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi
dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih
efisien dan ramah lingkungan. Biasanya
Green Computing diterapkan pada
lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam pengoperasian
peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik lain nya.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup
yang akan dibahas pada Paper ini
yaitu terdiri dari :
1.
Sejarah Green Computing
2.
Statistik Sampah Elektronik
3.
Contoh Perusahaan yang menggunakan Green
Computing
4.
Menjelaskan cara dan bagaimana mengajak Client dalam menerapkan Green Computing
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Memperkenalkan metode Green Computing
2. Memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai Green Computing
3. Memberikan informasi data
perhitungan mengenai sampah elektronik
4. Memberikan contoh mengenai perusahaan
yang menggunakan Green Computing
1.3.2
Manfaat
1. mengajak masyarakat untuk lebih
berhemat dalam penggunaan energy
2. membantu masyarakat untuk lebih
efisien
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam pembuatan paper ini yaitu
menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs
pengetahuan pada mesin pencarian (browser)
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan
mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan
dan sistematika penulisan mengenai Green Computing.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan
teori-teori umum mengenai Green Computing
berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori Green
Computing, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan
yang bermanfaat
BAB 3 : Pembahasan Green Computing
Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Green
Computing, statistik sampah elektronik (e-waste),
tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan
tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
Bab 4 : KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan
mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang
telah dicantumkan
BAB
2
Landasan Teori
Landasan Teori
Pengertian Green Computing
Green
Computing atau Green IT telah dipelajari sejak dulu dan
beberapa ahli telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green
Computing, beberapa teori Green Computing tersebut
adalah:
·
Young Yi “Cara untuk menggunakan komputer lebih berkelanjutan”
·
Wachara Chantatub “Teknologi informasi adalah ramah lingkungan
dan hemat energy”
·
San Murugesan “Belajar dan praktek merancang,
membuat, menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait subsistem –
seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan komunikasi
sistem – efisien dan efektif dengan minimal atau tidak berdampak terhadap
lingkungan”
·
Jordi Torres “Mengurangi penambahan jumlah
dari data/ kerja yang tidak berguna”
Berdasarkan beberapa teori dari
parah ahli yang disebutkan diatas, Green Computing yaitu penciptaan teknologi yang ramah
lingkungan yang hemat energi serta pemanfaatan teknologi secara efisien.
PendekatanGreen
Computing
Efisiensi Algoritma.
Efisiensi
algoritma adalah bagaimana
menggunakan suatu sumber daya yang efisien dalam menjalankan sebuah perintah
atau algoritma. Green Computing menekankan efisiensi algoritma untuk pembuatan program, agar
sumber daya yang dipergunakan menjadi lebih kecil dan berujung pada penghematan
sumber daya. terdapat 2 pendekatan mengenai efisiensi algoritma, yaitu:
·
Kecepatan dalam
menjalankan suatu perintah atau algoritma
dengan benar. Hal ini dipengaruhi oleh : Banyaknya langkah pemrograman, Besar dan jenis input data, Jenis operasi, Komputer dan
kompilator yang ada
·
berapa besarnya
memori yang digunakan untuk menjalankan algoritma
tersebut. Banyaknya langkah yang digunakan dan jenis variabel data yang dipakai
dalam suatu algoritma akan sangat mempengaruhi penggunaan memori. Dalam hal
ini, diharapkan dapat memperkirakan seberapa banyak kebutuhan memori yang
diperlukan selama proses berlangsung hingga proses selesai dikerjakan. Dengan
demikian, dapat disiapkan storage yang memadai agar proses suatu algoritma berjalan tanpa ada hambatan atau
kekurangan memori.
Cara untuk mencegah penggunaan algoritma yang tidak baik adalah sebagai berikut:
·
menyesuaikan
bahasa pemrograman, tipe, dan alat
tempat program berada dengan kebutuhan yang ada
·
Mengurangi
langkah langkah dan operator yang tidak perlu dalam pembuatan program
·
Menggunakan
Teknik Umum untuk meningkatkan efisiensi pengerjaan algoritma, seperti
menggunakan Indexed array atau binary search
·
Penggunaan
Dependency Tree dan Spreadsheet
·
Menggunakan cara
yang lebih baik dalam mencari String. Misalnya dengan menggunakan
Declarative Notation
·
Menggunakan Hot
Spot Analyzer untuk mengetahui tempat tempat dengan performance yang kurang
baik (memakan waktu lama untuk dikerjakan) dengan tujuan memperbaiki
titik-titik lemah tersebut
·
Melakukan
Benchmarking untuk membandingkan performa program dengan program yang terdahulu
atau program yang lebih baik
·
Menggunakan
Compiled language daripada Interpreted Languange
·
Melakukan
Optimasi pada Compiler atau menggunakan Just In Time Compiler
Virtualisasi
merupakan
penggabungan beberapa (dua atau lebih) physical
system kedalam sebuah physical system
yang lebih besar dan lebih cepat. Setiap image
system berisikan sistem operasi dan aplikasi pendukungnya, dan setiap image memiliki sistem operasi yang sama
atau sistem operasi yang berbeda.
Mesin
virtual sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam dunia komputer. Virtual machine biasanya dihunakan untuk
pembagian hardware yang sama yang
diakses banyak program atau untuk memungkinkan perangkat lunak agar lebih portabel di antara berbagai jenis sistem
operasi.
Terminal Server
Terminal
Server merupakan sebuah teknologi
yang memungkinkan beberapa komputer untuk mengakses server secara langsung, dimana semua proses terjadi di dalam server sedangkan computer yang
terkoneksi bisa menikmati operating
system, storage, bahkan device
yang ada pada server tersebut. Jika
konsep ini digabungkan dengan menggunakan thin
client (yang memiliki penggunaan energy 8 kali lebih kecil), maka efisiensi
energyakan dapat ditingkatkan
Power
Management
Untuk
menurunkan pemakaian energy pada computer, terdapat fasilitas Power Management yang memungkinkan
operating system untuk mengkases
aspek aspek yang berhubungan dengan powersaving
dari hardware yang ada di computer tersebut. Hal ini memungkinkan system untuk mematikan komponen secara
otomatis, seperti monitor dan hard drive
setelah waktu tertentu. Contoh yang paling bisa kita lihat adalah hibernate, dimana sebagian besar
komponen (Processor dan RAM) dimatikan. Komponen yang
dapat ditekan penggunaan energinya adalah:
·
Power Supply. Power Supply biasanya mempunyai nilai efisiensi antara 70-75%.
Untuk menghemat energy, Energy Star
(standard efisiensi) menstandardkan Power
Supply agar mempunyai efisiensi minimal 80%
·
Storage.
Solid State Drive mempunyai tingkat
konsumsi yang rendah ketimbang hard disk.
Mengurangi konsumsi listrik untuk storage
yang besar sembari tetap membuat penyimpanan nya bersifat online adalah sasaran
dari penelitian para ahli saat ini
·
Video Card.
Video Card dengan kemampuan yang
tinggi adalah komponen yang paling banyak memakai energy listrik pada sebuah computer.
Untuk itu, gunakanlah VGA on board
dan VGA yang mempunyai standar GPU untuk performance per watt
·
Display
(monitor). Untuk monitor, pakailah monitor LCD
yang memiliki penggunaan listrik lebih rendah daripada monitor CRT , atau sekalian memakai monitor LED
·
Operating System. Operating System dapat memberikan akses kepada power management. Microsoft
(contohnya), memberikan akses power management
kepada user. Bahkan dalam Windows Vista, power management dapat diatur secara sentral oleh system administrator
Produk dan Material
Dengan
meningkatnya kesadaran akanGreen
Computing, sebuah standar diperlukan untuk memandu perusahaan-perusahaan hingga
perorangan dalam memilih perangkat komputer. Untuk itu, dibentuklah EPEAT (Electronic Product Environmental Assessment Tool) untuk membandingkan produk-produk digital
berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, EPEAT juga menjadi panduan yang jelas dan konsisten bagi produsen
digital.
Standar
ini membagi produk menjadi tiga kategori, bronze
untuk produk yang mencapai semua standar utama, silver untuk produk yang mencapai semua standar utama dan 50%
standar pilihan, serta gold untuk
produk yang mencapai semua standar utama dan 75% standar pilihan. Standar yang
diatur adalah:
·
Standar Materi.
Sebuah produk digital harus meminimalisir penggunaan materi yang dapat merusak
lingkungan. Materi ini termasuk cadmium,
merkuri, timah, hexavalent chromium, dan materi penghambat api yang
mengandung bromin. Baterai harus
bebas dari timah, cadmium, dan merkuri. Produk juga tidak diperbolehkan
mengandung polyvinyl chloride (PVC)
kecuali kabel-kabel dan sambungan-sambungan dengan berat kurang dari 25 gram.
·
Standar Daur
Ulang. Sebuah produk minimal harus dapat didaur ulang sebesar 65%.
Produsen harus memberikan petunjuk bagi pengguna tentang materi-materi yang
membutuhkan penanganan daur ulang khusus. Materi plastik pada produk digital
harus dapat didaur ulang sebanyak 5 – 25% kecuali panel sirkuit dan kemasan produk, materi plastik ini juga harus
ditandai dengan identifikasi standar ISO.
Materi logam harus dapat dipisahkan dengan mudah dari materi plastik. Produk
tidak boleh mengandung pelapis atau cat yang tidak dapat didaur atau dipakai
ulang.
·
Standar Usia.
Produk harus memiliki setidaknya tiga tahun garansi atau layanan servis. Semua
komputer pribadi dan laptop harus dapat di upgrade
dengan produk-produk yang mudah dicari masyarakat, seperti memory drive, chip, dancard
harus dapat diganti atau diperluas. Hal ini juga berarti produk komputer
pribadi dan laptop harus memiliki desain yang memungkinkan upgrade komponen-komponen utama. Sparepart harus tersedia selama
lima tahun dari masa pembelian dan pembeli harus diberi tahu bagaimana caranya
mendapatkan sparepart tersebut.
·
Konservasi
Energi. Produk yang sesuai harus memenuhi standar terbaru U.S ENERGY STAR. Produk ini juga harus dapat dipasangkan setidaknya
satu jenis aksesoris penghemat energi
·
Pernyataan
Publik. Produsen harus mendemonstrasikan pada publik bahwa produknya ramah
lingkungan sesuai dengan standar ISO
14001, dan akan lebih baik lagi bila perusahaannya juga dapat memenuhi dan
mendemonstrasikan salah satu dari kriteria ISO
14001, European EMAS atau U.S. EPA Performance Track. Produsen
juga diharuskan untuk membuat laporan yang memenuhi tiga standar U.S EPA Performance Track atau Global Reporting Initiative (GRI)
Sustainability Reporting Guidelines (2002)
·
Kemasan.
Material yang digunakan untuk kemasan harus ditulis. Kemasan tidak boleh
mengandung logam berat, kecuali untuk keperluan mendaur ulang isi. Materi yang
dapat didaur ulang harus dicantumkan pada kemasan, berikut pula persentasinya
jika ada. Materi yang tidak dapat didaur ulang, harus dapat dipisahkan dengan
mudah dari kemasan. Dianjurkan setidaknya 90% dari kemasan harus dapat didaur
ulang atau dijadikan pupuk. Kemasan sebaiknya mengikuti anjuran dari U.S. EPA Comprehensive Procurement.
Selain itu juga dianjurkan agar perusahaan menyediakan jasa gratis yang
menerima kemasan untuk didaur ulang atau ditukar dengan suatu produk hasil daur
ulang.
Kelebihan dan Kelemahan Green Computing:
•
Kelebihan:
a)
Penggunaan energiberkurang dariteknikkomputasi hijauditerjemahkan ke
dalamemisi karbondioksida yang lebih rendah, yang berasal daripenguranganbahan
bakarfosil yang digunakandalam pembangkit listrikdan transportasi.
b) Konservasi sumber dayaberarti lebih
sedikitenergi yang dibutuhkanuntuk memproduksi, menggunakan, dan
membuangproduk.
c) Menghemat energidan sumber
dayamenghemat uang.
d) Komputasi hijaubahkan
termasukmengubahkebijakan pemerintahuntuk mendorongdaur ulang
danmenurunkanpenggunaan energiolehindividu dan bisnis.
e)
Mengurangi resikoyang adadalamlaptopseperti kimiadiketahui menyebabkan
kanker, kerusakan
sarafdan reaksikekebalan tubuhpada manusia.
•
Kelemahan:
a)
Komputasi hijau benar-benar bisa cukup
mahal.
b)
Beberapa komputer yang hijau mungkin
sangat kurang bertenaga.
c) Perubahan
teknologi yang cepat.
Elemen-elemen Green Computing:
1.
Sustainability, yaitu daur ulang.
2.
Ramah lingkungan
3.
Penggunaan energy secara efisien
4.
Penggunaan sumber daya secara efisien
5.
Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna
Green
Computing di
Data Center
Data center membutuhkan biaya yang besar. Biaya ini
dibutuhkan untuk operasional dan maintenance.
Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.Solusi:
1.
Teknologi
server hemat energy
Yaitu pengaturan clock
processor, jika task tidak
banyak, maka clock processor
dikurangi. Hal ini berguna untuk efisiensi kinerja processor.Teknologi ini ada pada Intel (speedstep),AMD(coolnow), Sun Microsystem (coolthread).Keuntungan
dengan teknologi adalah: hemat energi, karena panas rendah. Dengan panas
rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.
2.
Teknologi
virtualization
Yaitu: dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara
virtual.Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.
3.
Teknologi
Blade Server
Yaitu teknologi server
dengan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel,
danenergi dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.
4.
Data
Center Power Efficiency Metrics
Merupakan hasil consorsium
oleh The Green Grid. Dengan dua
parameter: PUE (Power UsageEfficiency),
DCE (Data Center Efficiency).Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center,
menunjukkan nilai PUE antara 1,3
hingga 3,0.
Green Computing di Workstation
Sebaran konsumsi PC
paling besar di monitor.Workstation
adalah penyedot energi terbesar di perkantoran.Solusi:
1. Teknologi power
management, yang terdapat pada BIOS.
Melalui ACPI(Advanced Configuration
&Power Interface)akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi.
2. Tim klien: hanya menggunakan 50% konsumsi energy
3. Ganti dengan laptop, karena konsumsi energi jauh
lebih kecil
Green Computing di Lingkungan
Kerja
Ada tiga jenis solusi:
1. Skype,
solusi voip (dengan Asterisk)
2. Solusi IM
(instant messaging)
3. Solusi unified
communication (voip + IM)
Keuntungan:
1.
Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
2.
Hemat biaya maintenance
3.
Hemat biaya operational
4.
Hemat biaya energy
5.
Hemat space ruang kerja
6.
Hemat biaya transportasi Peluang: teleworker,
virtual office, teleconference
Green Computing dari diri
sendiri
1. Tidak harus selalu membeli komputer baru,
gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished,
atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
2. Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.
3. Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus
uji hemat energi dan lingkungan.
4. Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
5. Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena
lebih hemat energi.
6. Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
7. Gunakan e-mail
untuk menggantikan fax dan sirkulasi
dokumen.
8. Cetak dokumen yang tidak terlalu penting
bolak-balik.
9. Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.
10. Perkecil ukuran font dan spasi.
11. Gunakan printer inkjet daripada laser jet.
12. Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak
bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
13. Gunakan remote
admin ke server daripada menggunakan
monitor.
14. Optimalisasi
penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak penting.
Macam-macam fakta tentang green computing:
1. Menurut
penelitian, jika sekitar 20 persen saja meeting-meeting
di Uni Eropa diganti dengan videoconference, maka akan menghemat
sekitar 22,3 juta ton CO2
2. apabila 100
juta pelanggan mendapatkan tagihan telepon mereka secara online, maka bias menghemat 109.100 ton CO2 dibanding mereka harus
mengunjungi kantor-kantor pelayanan telepondan mendapatkan tagihan tersebut
dalam bentuk kertas
3. ketika 193 juta
pajak ditagihkan melalui online
menggunakan website, akan menghemat
195.000 tonCO2
4. Ketika Satu Buah PC
diproduksi, maka akan membutuhkan 1,7 juta bahan baku dan air
5. pada tahun 1997 umur
rata-rata komputer bisa mencapai 6 tahun, namun pada tahun 2005 hanyamencapai 2
tahun
6. Kurang lebih
rata-rata 30 persen energi listrik terbuang sia-sia ketika komputer yang tidak
digunakandibiarkan tetap hidup
7. jika satu orang
pegawai bekerja dirumah secara online
ataupun offline dalam mengerjakan
tugaskantornya menggunakan komputer, bisa menghemat CO2 dan membantu pemulihan udara dari polusi,dibanding ia
memerlukan transportasi untuk mencapai kantornya
8. Setiap perorangan
maupun lembaga perusahaan melakukan efisiensi dan melakukan greencomputing maka emisi CO2 dapat dikurangi
9. Apabila ada hardware maupun software komputer yang bisa mematikan secara otomatis
perangkat-perangkat elektronik yang tidak digunakan, maka akan mengurangi emisi
CO2
10. deforestasi dan emisi polusi akan
berkurang ketika media cetak di konversi ke media digital
11. Teknologi EV-DO Rev
B bisa menghemat hingga 70 persen energi listrik
12. Pada tahun 2004
kurang lebih 183 juta komputer diseluruh dunia terjual atau meningkat 11,6
persendari 2003
13. Pada tahun 2010,
diperkirakan akan ada 716 juta komputer yang digunakan (178 juta di Cina dan
80 juta di India)
14. Laptop menggunakan
sekitar lima kali lebih irit listrik di banding komputer desktop
15. 1,7 juta komputer
di Inggris sering tidak dimatikan pada malam hari atau setiap akhir pekan, hal
iniberdampak pada meningkatnya emisi CO2
hingga 700.000 ton
PEMBAHASAN
GREEN COMPUTING
Ide green computing
sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa pemborosan
energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai sekarang
ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar fosil yang membutuhkan jutaan tahun
untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang
menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Sejarah
Green Computing
Untuk mendukung green
computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat yang bernama US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992. Dan beberapa
peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan
penggunaan energi dilabeli dengan stiker “Energy
Star”. Dan di stiker “Energy Star”
pun ada tanda rating-nya, yang dimana
penggunaan energi yang paling efisien akan diganjar dengan rating besar. Salah satu untuk menaikkan rating “Energy Star”
adalah dengan menambahkan fitur Sleep
Mode, yang dimana bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak
digunakan oleh pengguna dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007,
direvisilah standar “Energy Star”,
yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer juga harus
memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah elektronik atau e-waste, virtualisasi resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian energi, dll.
Di sisi lain, gebrakan penting dalam sejarah green computing adalah pembentukan Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang
bertujuan menekan emisi karbon. Aturan ini membuat perusahaan manufaktur
peralatan elektronik dan komputer menghitung pemakaian listrik selama
pengoperasian pabriknya dan menentukan jumlah emisi karbon dioksida yang
terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
Pengefisienan energi ternyata tak cukup untuk sebuah
program green computing, maka
dibentuklah kebijakan Restriction of
Hazardous Substances (RoHS) oleh
Uni Eropa pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang penggunaan material yang
berbahaya bagi lingkungan pada setiap peralatan elektronik dan komputer seperti
timbal, cadmium, merkuri, dll. Tak
puas sampai di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste Electrical and Electronic Equipment Directive (WEEE) pada
tahun 2005, yang bertujuan mengelola pengumpulan dan daur ulang sampah
elektronik.
Di Amerika Serikat sendiri ada juga standar lainnya
selain "Energy Star", yaitu
Electronic Products Environmental
Assessment (EPEAT), yang dimana
akan memberikan insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk perusahaan
yang bisa memproduksi peralatan yang tak hanya memininalkan penggunaan energi,
tetapi juga memininalkan perawatan dan mempunyai masa pakai yang panjang.
Statistik
sampah elektronik (e-waste)
Demikian parahnya keadaan lingkungan saat ini, 80-85%
peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang
sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste mewakili 2% dari total
pembuangan sampah, namun mewakili 70% dari sampah beracun. Jumlah timbal yang
besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh manusia, darah
dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektronik
dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik yang dibuang, ponsel
mengandung banyak logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat ini, baru
1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.
Tentang
Penghematan Energi yang dilakukan Google
Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah
menyadari bahwa biaya operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal
mungkin dengan penerapan green computing,
Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan Google.
Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka mengklaim hanya
menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk
mewujudkan hal ini, Google selalu mengawasi penggunaan energi oleh server
secara realtime, mengatur sirkulasi udara, bahkan menghindari penggunaan AC.
Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan
energi terbarukan seperti energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga
kantor-kantornya.
Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim
telah memboyong karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan
di kantor-kantor mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk
bekerja (bike to work).
Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di
seluruh dunia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya,
tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai
pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan
lampu terutama di siang hari.
Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya meminimalkan
pembelian baru peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus hidup Google,
dan bahkan semaksimal mungkin merekondisikan peralatan-peralatan yang rusak
sehingga masih tetap digunakan dalam waktu yang lama. Atas usaha penghematan
energi yang dilakukan Google, Google diganjar berbagai sertifikat-sertifikat
yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO 14001, OHSAS 18001 dan ISO 50001.
Bagaimana
Google mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energi
Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat
energi, tetapi juga orang lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam
hal cloud computing. Beberapa contoh
tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud
storage. Google mengajak para stakeholders
untuk ikut serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui
jaringan internet (cloud). Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan pribadi
masing-masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara
redundan di beberapa data center
untuk file pengguna yang sama. Hal
ini bertujuan jika salah satu data center
mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan
pengguna adalah kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi
tidak ada lagi cerita ketinggalan media simpan.
Kedua, penerapan cloud
apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira membutuhkan 80 GB di
hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google Apps, pengguna
tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan
ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan
software di komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop
besutan Google ini tidak menggunakan hard
disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD berkapasitas
32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan
beberapa aplikasi pendukung cloud
computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk memotivasi pengguna
untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet (cloud).
Dengan penerapan cloud
computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi aplikasi di
komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan
kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.
BAB
4
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan
Google, tampaknya Google benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat biaya
operasionalnya.
Pepatah
berkata,
"Sedikit-sedikit
lama kelamaan akan menjadi bukit"
Pepatah
tersebut menunjukkan bahwa dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Dan
ini juga bisa diterapkan dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari
hal-hal kecil, seperti mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu
hemat energi yang dampaknya pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan
energi juga dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.
REFERENSI
http://www.brighthub.com/environment/green-computing/articles/71176.aspx
http://www.dosomething.org/actnow/tipsandtools/11-facts-about-e-waste
https://www.google.com/green/
http://www.scribd.com/doc/104932142/Artikel-Green-Computing
www.binus.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar