Selasa, 15 April 2014

Penerapan Green Computing Pada Perusahaan



TOPIK TOPIK LANJUTAN SISTEM INFORMASI
“Penerapan Green Computing Pada Perusahaan”









Disusun oleh:

Nama: Susan Prasetio
Nim: 1501143632
Kelas: 06 PMM







Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2013

Abstract

Pada zaman modern saat ini, Teknologi semakin maju dan berkembang, dimana teknologi tersebut membantu memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada kehidupan sehari-hari, sehingga para user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi. Salah satu perkembangan teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi informatika, perkembangan teknologi informatika diliat dari berbagai sudut pandang, salah satunya pada lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka dibuatkan suatu cara yang disebut Green Computing. Green Computing merupakan suatu cara dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Paper ini berfokus pada sejarah perkembangan Green Computing , konsep Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh perusahaan yang menerapkan Green Computing.

Kata Kunci :Green Computing, Elemen-elemen Green Computing, Pendekatan Green Computing, Data Center, Prinsip Green Computing, e-waste

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan perkembangan zaman, teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat ini berkembang menjadi lebih canggih dan berdasarkan perkembangan teknologi, penggunaan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari teknologi tersebut juga sangat besar.
Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat teknologi yang penggunaan energy nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu pada zaman modern ini banyak user yang mulai memikirkan cara dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang semakin lama semakin lebih canggih, Green Computing merupakan salah satu metode yang diciptakan untuk membantu para user  dalam penghematan energi dan biaya pada zaman modern saat ini, karena dengan melakukan penghematan biaya maka dapat membantu dunia yang kita tempati saat ini menjadi lebih effisien, salah satu nya untuk menghadapi Global Warming.
Green Computing adalah suatu metode dimana para user menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Biasanya Green Computing diterapkan pada lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam pengoperasian peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik lain nya.

1.2  Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas pada paper ini yaitu terdiri dari:
1.      Sejarah Green Computing
2.      E-waste
3.      Contoh perusahaan yang menggunakan Green Computing

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Tujuan
1.      Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Green Computing
2.      Memberikan informasi data perhitungan mengenai sampah elektronik

1.3.2        Manfaat
1.      Mengajak masyarakat untuk lebih berhemat dalam penggunaan energy
2.      Membantu masyarakat untuk lebih efisien

1.4  Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)

1.5  Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pada paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai  Green Computing.

BAB 2 : Landasan teori
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Green Computing berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori  Green Computing, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat

BAB 3 : Pembahasan Green Computing
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Green Computing, statistik sampah elektronik (e-waste), tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
           
Bab 4 : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Green Computing
2.1.1        Pengertian Green Computing
Green Computing atau Green IT  telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli telah mengemukakan beberapa teori mengenai Green Computing, beberapa teori Green Computing tersebut adalah:
·         Menurut Leonhard & Murray (2009, p8), green computing adalah cara pemakaian sistem komputer secara efektif dan efisien, pemanfaatan konsumsi energi dan bertanggung jawab atas pembuangan komponen yang sudah tidak dibutuhkan.
·         Mathew (2008, p6) green computing adalah sebuah pembelajaran dan praktik dari penggunaan komputer secara efisien.
·         Menurut Philipson (2010, p4), green computing lebih dari sekedar mengurangi emisi karbon ataupun mengurangi konsumsi energi ICT perusahaan.
·         menurut Webber (2009, p1), green computing adalah pengurangan dampak lingkungan dari Departemen TI. Kuncinya adalah menemukan peralatan tepat yang mudah dioperasikan serta mudah diolah sewaktu tidak dapat digunakan lagi.
·         menurut Tripathi (2012, p174), green computing merupakan studi dan realisasi dalam penggunaan sumber daya komputer secara efisien serta ramah lingkungan.

Berdasarkan beberapa teori dari parah ahli yang disebutkan diatas, Green Computing yaitu penciptaan teknologi yang ramah lingkungan yang hemat energi serta pemanfaatan teknologi secara efisien.

2.1.2        Pendekatan Green Computing
·         Efisiensi Algoritma.
Efisiensi algoritma adalah bagaimana menggunakan suatu sumber daya yang efisien dalam menjalankan sebuah perintah atau algoritma. Green Computing menekankan efisiensi algoritma untuk pembuatan program, agar sumber daya yang dipergunakan menjadi lebih kecil dan berujung pada penghematan sumber daya.

Terdapat 2 pendekatan mengenai efisiensi algoritma, yaitu:
·         Kecepatan dalam menjalankan suatu perintah atau algoritma dengan benar. Hal ini dipengaruhi oleh : Banyaknya langkah pemrograman, Besar dan jenis input data, Jenis operasi, Komputer dan kompilator yang ada.
·         Berapa besarnya memori yang digunakan untuk menjalankan algoritma tersebut. Banyaknya langkah yang digunakan dan jenis variabel data yang dipakai dalam suatu algoritma akan sangat mempengaruhi penggunaan memori. Dalam hal ini, diharapkan dapat memperkirakan seberapa banyak kebutuhan memori yang diperlukan selama proses berlangsung hingga proses selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat disiapkan storage yang memadai agar proses suatu algoritma berjalan tanpa ada hambatan atau kekurangan memori.

Cara untuk mencegah penggunaan algoritma yang tidak baik adalah sebagai berikut:
·         Menyesuaikan bahasa pemrograman, tipe, dan alat tempat program berada dengan kebutuhan yang ada,
·         Mengurangi langkah langkah dan operator yang tidak perlu dalam pembuatan program,
·         Menggunakan Teknik Umum untuk meningkatkan efisiensi pengerjaan algoritma, seperti menggunakan Indexed array atau binary search,
·         Penggunaan Dependency Tree dan Spreadsheet,
·         Menggunakan cara yang lebih baik dalam mencari String. Misalnya dengan menggunakan Declarative Notation,
·         Menggunakan Hot Spot Analyzer untuk mengetahui tempat tempat dengan performance yang kurang baik (memakan waktu lama untuk dikerjakan) dengan tujuan memperbaiki titik-titik lemah tersebut,
·         Melakukan Benchmarking untuk membandingkan performa program dengan program yang terdahulu atau program yang lebih baik,
·         Menggunakan Compiled language  daripada Interpreted Languange,
·         Melakukan Optimasi pada Compiler atau menggunakan Just In Time Compiler.

·         Virtualisasi
merupakan penggabungan beberapa (dua atau lebih) physical system kedalam sebuah physical system yang lebih besar dan lebih cepat. Setiap image system berisikan sistem operasi dan aplikasi pendukungnya, dan setiap image memiliki sistem operasi yang sama atau sistem operasi yang berbeda.

Mesin virtual sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam dunia komputer. Virtual machine biasanya dihunakan untuk pembagian hardware yang sama yang diakses banyak program atau untuk memungkinkan perangkat lunak agar lebih portabel di antara berbagai jenis sistem operasi.

·         Terminal Server
Terminal Server merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan beberapa komputer untuk mengakses server secara langsung, dimana semua proses terjadi di dalam server sedangkan computer yang terkoneksi bisa menikmati operating system, storage, bahkan device yang ada pada server tersebut. Jika konsep ini digabungkan dengan menggunakan thin client (yang memiliki penggunaan energy 8 kali lebih kecil), maka efisiensi energy akan dapat ditingkatkan

·         Power Management
Untuk menurunkan pemakaian energy pada computer, terdapat fasilitas Power Management yang memungkinkan operating system untuk mengkases aspek aspek yang berhubungan dengan powersaving dari hardware yang ada di computer tersebut. Hal ini memungkinkan system untuk mematikan komponen secara otomatis, seperti monitor dan hard drive setelah waktu tertentu. Contoh yang paling bisa kita lihat adalah hibernate, dimana sebagian besar komponen (Processor dan RAM) dimatikan.  Komponen yang dapat ditekan penggunaan energinya adalah:
·         Power Supply. Power Supply biasanya mempunyai nilai efisiensi antara 70-75%. Untuk menghemat energy, Energy Star (standard efisiensi) menstandardkan Power Supply agar mempunyai efisiensi minimal 80%
·         Storage. Solid State Drive mempunyai tingkat konsumsi yang rendah ketimbang hard disk. Mengurangi konsumsi listrik untuk storage yang besar sembari tetap membuat penyimpanan nya bersifat online adalah sasaran dari penelitian para ahli saat ini
·         Video Card. Video Card dengan kemampuan yang tinggi adalah komponen yang paling banyak memakai energy listrik pada sebuah computer. Untuk itu, gunakanlah VGA on board dan VGA yang mempunyai standar GPU untuk performance per watt
·         Display (monitor). Untuk monitor, pakailah monitor LCD yang memiliki penggunaan listrik lebih rendah daripada monitor CRT , atau sekalian memakai monitor LED
·         Operating System. Operating System dapat memberikan akses kepada power management. Microsoft (contohnya), memberikan akses power management kepada user. Bahkan dalam Windows Vista, power management dapat diatur secara sentral oleh system administrator.

·         Produk dan Material
Dengan meningkatnya kesadaran akan Green Computing, sebuah standar diperlukan untuk memandu perusahaan-perusahaan hingga perorangan dalam memilih perangkat komputer. Untuk itu, dibentuklah EPEAT (Electronic Product Environmental Assessment Tool) untuk membandingkan produk-produk digital berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, EPEAT juga menjadi panduan yang jelas dan konsisten bagi produsen digital.
Standar ini membagi produk menjadi tiga kategori, bronze untuk produk yang mencapai semua standar utama, silver untuk produk yang mencapai semua standar utama dan 50% standar pilihan, serta gold untuk produk yang mencapai semua standar utama dan 75% standar pilihan. Standar yang diatur adalah:
·         Standar Materi. Sebuah produk digital harus meminimalisir penggunaan materi yang dapat merusak lingkungan. Materi ini termasuk cadmium, merkuri, timah, hexavalent chromium, dan materi penghambat api yang mengandung bromin. Baterai harus bebas dari timah, cadmium, dan merkuri. Produk juga tidak diperbolehkan mengandung polyvinyl chloride (PVC) kecuali kabel-kabel dan sambungan-sambungan dengan berat kurang dari 25 gram.
·         Standar Daur Ulang.  Sebuah produk minimal harus dapat didaur ulang sebesar 65%. Produsen harus memberikan petunjuk bagi pengguna tentang materi-materi yang membutuhkan penanganan daur ulang khusus. Materi plastik pada produk digital harus dapat didaur ulang sebanyak 5 – 25% kecuali panel sirkuit dan kemasan produk, materi plastik ini juga harus ditandai dengan identifikasi standar ISO. Materi logam harus dapat dipisahkan dengan mudah dari materi plastik. Produk tidak boleh mengandung pelapis atau cat yang tidak dapat didaur atau dipakai ulang.
·         Standar Usia. Produk harus memiliki setidaknya tiga tahun garansi atau layanan servis. Semua komputer pribadi dan laptop harus dapat di upgrade dengan produk-produk yang mudah dicari masyarakat, seperti memory drive, chip, dan card harus dapat diganti atau diperluas. Hal ini juga berarti produk komputer pribadi dan laptop harus memiliki desain yang memungkinkan upgrade komponen-komponen utama. Sparepart harus tersedia selama lima tahun dari masa pembelian dan pembeli harus diberi tahu bagaimana caranya mendapatkan sparepart tersebut.

·         Konservasi Energy. Produk yang sesuai harus memenuhi standar terbaru U.S ENERGY STAR. Produk ini juga harus dapat dipasangkan setidaknya satu jenis aksesoris penghemat energy.
·         Pernyataan Publik. Produsen harus mendemonstrasikan pada publik bahwa produknya ramah lingkungan sesuai dengan standar ISO 14001, dan akan lebih baik lagi bila perusahaannya juga dapat memenuhi dan mendemonstrasikan salah satu dari kriteria ISO 14001, European EMAS atau U.S. EPA Performance Track. Produsen juga diharuskan untuk membuat laporan yang memenuhi tiga standar U.S EPA Performance Track atau Global Reporting Initiative (GRI) Sustainability Reporting Guidelines (2002)
·         Kemasan. Material yang digunakan untuk kemasan harus ditulis. Kemasan tidak boleh mengandung logam berat, kecuali untuk keperluan mendaur ulang isi. Materi yang dapat didaur ulang harus dicantumkan pada kemasan, berikut pula persentasinya jika ada. Materi yang tidak dapat didaur ulang, harus dapat dipisahkan dengan mudah dari kemasan. Dianjurkan setidaknya 90% dari kemasan harus dapat didaur ulang atau dijadikan pupuk. Kemasan sebaiknya mengikuti anjuran dari U.S. EPA Comprehensive Procurement. Selain itu juga dianjurkan agar perusahaan menyediakan jasa gratis yang menerima kemasan untuk didaur ulang atau ditukar dengan suatu produk hasil daur ulang.

2.1.3        Kelebihan dan Kelemahan Green Computing
2.1.3.1  Kelebihan:
·         Penggunaan energy berkurang dari teknik komputasi hijau diterjemahkan ke dalam emisi karbondioksida yang lebih rendah, yang berasal dari pengurangan bahan bakar fosil yang digunakan dalam pembangkit listrik dan transportasi.
·         Konservasi sumber daya berarti lebih sedikit energy yang dibutuhkan untuk memproduksi, menggunakan, dan membuang produk.
·         Menghemat energy dan sumber daya menghemat uang.
·         Komputasi hijau bahkan termasuk mengubah kebijakan pemerintah untuk mendorong daur ulang dan menurunkan penggunaan energy oleh individu dan bisnis.
·         Mengurangi resiko yang ada dalam laptop seperti kimia diketahui menyebabkan kanker, kerusakan saraf dan reaksi kekebalan tubuh pada manusia.

2.1.3.2  Kekurangan:
·         Komputasi hijau benar-benar bisa cukup mahal.
·         Beberapa komputer yang hijau mungkin sangat kurang bertenaga.
·         Perubahan teknologi yang cepat.

2.1.4        Elemen-elemen Green Computing
·         Sustainability, yaitu daur ulang.
·         Ramah lingkungan
·         Penggunaan energy secara efisien
·         Penggunaan sumber daya secara efisien
·         Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna

2.1.5        Green Computing di Data Center
Data center membutuhkan biaya yang besar. Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan maintenance. Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.Solusi:
·         Teknologi server hemat energy
Yaitu pengaturan clock processor, jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal ini berguna untuk efisiensi kinerja processor. Teknologi ini ada pada Intel (speedstep),AMD(coolnow), Sun Microsystem (coolthread).Keuntungan dengan teknologi adalah: hemat energy, karena panas rendah. Dengan panas rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.
·         Teknologi virtualization
Yaitu: dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara virtual.Keuntungannya adalah: hemat ruang, energy, kabel, dan optimalisasi mesin.
·         Teknologi Blade Server
Yaitu teknologi server dengan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel, danenergi dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.
·         Data Center Power Efficiency Metrics
Merupakan hasil consorsium oleh The Green Grid. Dengan dua parameter: PUE (Power UsageEfficiency), DCE (Data Center Efficiency).Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0



2.1.6        Green Computing di Workstation
Sebaran konsumsi PC paling besar di monitor.Workstation adalah penyedot energy terbesar di perkantoran. Solusi:
·         Teknologi power management, yang terdapat pada BIOS. Melalui ACPI(Advanced Configuration &Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energy.
·         Tim client: hanya menggunakan 50% konsumsi energy
·         Ganti dengan laptop, karena konsumsi energy jauh lebih kecil

2.1.7        Green Computing di Lingkungan Kerja
2.1.7.1  Ada tiga jenis solusi:
·         Skype, solusi voip (dengan Asterisk)
·         Solusi IM (instant messaging)
·         Solusi unified communication (voip + IM)

2.1.7.2  Keuntungan:
·         Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
·         Hemat biaya maintenance
·         Hemat biaya operational
·         Hemat biaya energy
·         Hemat space ruang kerja
·         Hemat biaya transportasi Peluang: teleworker, virtual office, teleconference

2.1.8        Green Computing dari diri sendiri
·         Tidak harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished, atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
·         Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.
·         Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
·         Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
·         Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat energi.
·         Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
·         Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
·         Cetak dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
·         Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.
·         Perkecil ukuran font dan spasi.
·         Gunakan printer inkjet daripada laser jet.
·         Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
·         Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.
·         Optimalisasi penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak penting.

2.1.9        Macam – macam fakta tentang Green Computing
·         Menurut penelitian, jika sekitar 20 persen saja meeting-meeting di Uni Eropa diganti dengan videoconference, maka akan menghemat sekitar 22,3 juta ton CO2
·         Apabila 100 juta pelanggan mendapatkan tagihan telepon mereka secara online, maka bisa menghemat 109.100 ton CO2 dibanding mereka harus mengunjungi kantor-kantor pelayanan telepon dan mendapatkan tagihan tersebut dalam bentuk kertas
·         Ketika 193 juta pajak ditagihkan melalui online menggunakan website, akan menghemat 195.000 ton CO2
·         Ketika Satu Buah PC diproduksi, maka akan membutuhkan 1,7 juta bahan baku dan air
·         Pada tahun 1997 umur rata-rata komputer bisa mencapai 6 tahun, namun pada tahun 2005 hanya mencapai 2 tahun
·         Kurang lebih rata-rata 30 persen energi listrik terbuang sia-sia ketika komputer yang tidak digunakan dibiarkan tetap hidup
·         Jika satu orang pegawai bekerja dirumah secara online ataupun offline dalam mengerjakan tugas kantornya menggunakan komputer, bisa menghemat CO2 dan membantu pemulihan udara dari polusi,dibanding ia memerlukan transportasi untuk mencapai kantornya
·         Setiap perorangan maupun lembaga perusahaan melakukan efisiensi dan melakukan green computing maka emisi CO2 dapat dikurangi
·         Apabila ada hardware maupun software komputer yang bisa mematikan secara otomatis perangkat-perangkat elektronik yang tidak digunakan, maka akan mengurangi emisi CO2
·         Deforestasi dan emisi polusi akan berkurang ketika media cetak di konversi ke media digital
·         Teknologi EV-DO Rev B bisa menghemat hingga 70 persen energi listrik
·         Pada tahun 2004 kurang lebih 183 juta komputer diseluruh dunia terjual atau meningkat 11,6 persen dari 2003
·         Pada tahun 2010, diperkirakan akan ada 716 juta komputer yang digunakan (178 juta di Cina dan 80 juta di India)
·         Laptop menggunakan sekitar lima kali lebih irit listrik di banding komputer desktop
·         1,7 juta komputer di Inggris sering tidak dimatikan pada malam hari atau setiap akhir pekan, hal ini berdampak pada meningkatnya emisi CO2 hingga 700.000 ton

2.2  Data Center
2.2.1        Pengertian Data Center
Menurut Newcombe (2010, p15) data center adalah lingkungan kompleks, tempat menyimpan peralatan TI. Daya listrik yang masuk ke data center harus melalui berbagai tahapan dari transformasi voltase, distribusi dan pembersihan sebelum masuk ke peralatan TI. Sebagian besar dari energi dalam fasilitas diubah menjadi panas. Oleh karena itu data center membutuhkan kapasitas mesin pendingin dalam sirkulasi udara.

Gambar 2.1 Arus Energi Pada Data Center (Newcombe, 2010)

Gambar diatas menjelaskan arus energi berikut arus energi yang hilang dalam siklusnya. Dalam setiap tahapan rantai pengantaran energi, pasti terdapat kehilangan yang tidak mendasar seperti yang digambarkan dengan panah merah.
Menurut Yulianti (2008, p11) data center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catu daya, pengatur udara, pencegah  bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
Menurut Bullock (2009, p1) data center dikenal sebagai kumpulan server atau ruang komputer.
Menurut Fadilah (2011, p38) terdapat beberapa difinisi umum tentang data center: (1) suatu struktur fisik, biasanya berupa bangunan khusus atau tersendiri, yang dirancang sebagai rumah untuk berbagai macam komputer, data center dapat melayani satu  perusahaan saja atau beberapa perusahaan, (2) suatu fasilitas penyimpanan, pemeliharaan, dan membuat kempulan data tersedia untuk kegunaan berkelanjutan dan aktifitas mendatang, dan (3) sebuah fasilitas yang digunakan untuk merumahkan peralatan elektronik dalam jumlah besar, biasanya komputer dan peralatan komunikasi. Data center  adalah sebuah tempat aman untuk peralatan  komputer, media penyimpanan, dan peralatan komunikasi serta jaringan yang digunakan untuk menyimpan, mendistribusikan, dan memelihara data dalam sebuah organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

Ide green computing sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa pemborosan energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai sekarang ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar fosil yang membutuhkan jutaan tahun untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

3.1  Sejarah Green Computing
Untuk mendukung green computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat yang bernama US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992. Dan beberapa peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan penggunaan energi dilabeli dengan stiker “Energy Star”. Dan di stiker “Energy Star” pun ada tanda rating-nya, yang dimana penggunaan energi yang paling efisien akan diganjar dengan rating besar. Salah satu untuk menaikkan rating “Energy Star” adalah dengan menambahkan fitur Sleep Mode, yang dimana bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak digunakan oleh pengguna dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007, direvisilah standar “Energy Star”, yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer juga harus memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah elektronik atau e-waste, virtualisasi resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian energi, dll.
            Di sisi lain, gebrakan penting dalam sejarah green computing adalah pembentukan Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang bertujuan menekan emisi karbon. Aturan ini membuat perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer menghitung pemakaian listrik selama pengoperasian pabriknya dan menentukan jumlah emisi karbon dioksida yang terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
            Pengefisienan energi ternyata tak cukup untuk sebuah program green computing, maka dibentuklah kebijakan Restriction of Hazardous Substances (RoHS) oleh Uni Eropa pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang penggunaan material yang berbahaya bagi lingkungan pada setiap peralatan elektronik dan komputer seperti timbal, cadmium, merkuri, dll. Tak puas sampai di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste Electrical and Electronic Equipment Directive (WEEE) pada tahun 2005, yang bertujuan mengelola pengumpulan dan daur ulang sampah elektronik

            Di Amerika Serikat sendiri ada juga standar lainnya selain "Energy Star", yaitu Electronic Products Environmental Assessment (EPEAT), yang dimana akan memberikan insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk perusahaan yang bisa memproduksi peralatan yang tak hanya memininalkan penggunaan energi, tetapi juga memininalkan perawatan dan mempunyai masa pakai yang panjang.

3.2  Sejarah Data Center
Pada awalnya, data center selalu dibangun dalam sebuah ruangan yang besar untuk membantu operasi dari sebuah perusahaan. Pada awalnya, computer-computer super masih terlalu kompleks untuk pemeliharaannya dan pengoperasiannya. Komponen-komponen yang adapun terlalu banyak dan terlalu ruwet, sehingga membutuhkan kabel yang banyak untuk koneksivitas dari semua komponen tersebut. Server-server yang adapun sangat kompleks mulai dari ukurannya yang besar-besar sampai dengan orang yang handal dalam menangani server tersebut. Biaya untuk data center ini sangat mahal, ini bisa dlihat dari pemeliharaan data center yang khusus, peralatan khusus, sampai dengan orang specialist untuk menangani data center ini. Data center dulu juga membutuhkan daya yang sangat besar dan berdampak kurang baik ke lingkungan. Hal ini juga memicu para pakar untuk bekerja mencari solusi data center yang baik.

Pada awal tahun 1980-an, microcomputer mulai memasuki dunia IT, sehingga dimana-mana bisa ditemui PC-PC yang terpisah dan ditempatkan pada setiap tempat. PC-PC ini sedikit mulai tidak terkontrol sehingga komplesitas IT makin tinggi. Perusahaan yang sadar akan ini mulai mencari alternative untuk memelihara sumber daya IT mereka.

Pada saat client server muncul, data center mulai berkembang lagi ke era internet, dimana perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan era ini untuk memperluas market mereka. Koneksi internet cepat dan murah menjadi tantangan terbesar dalam era ini.

3.2.1        Syarat utama Data Center
Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :
  • Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi
  • Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data
  • Menerapkan tata kelola standar data center meliputi :
    • Standar Prosedur Operasi

    • Standar Prosedur Perawatan
    • Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana
    • Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis

3.2.2        Kriteria Perancangan Data Center
Dalam melakukan perancangan  terhadap sebuah data center,  harus diperhatikan kedua hal   tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan  kriteria berikut:
  • Availability
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan  terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin  mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.
  • Scalability dan flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
  • Security
Data center  menyimpan berbagai  aset  perusahaan yang berharga,  oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.

3.2.3 Jenis Pendingin Pada Data Center :
Ø  Room Oriented Cooling System
Ø
Sistem pendingin ini berorientasi pada suhu ruangan data center itulah mengapa sistem pendingin ini adalah sistem pendingin yang paling mendasar. Tujuan utama sistem pendingin ini adalah mendinginkan suhu seluruh ruangan dengan mendinginkan suhu seluruh ruangan menggunakan pendingin ruangan yang disebar di pinggir ruangan data center.
Dari sistem pendingin tersebut terdapat beberapa kekurangan :

• Sistem pendingin masih konvensional dan kurang efektif karena udata panas dan udara dingin bercampur serta aliran udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, dikarenakan beberapa area bisa sangat dingin sedangkan beberapa area lainnya sangat panas.
• Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin berdampak pada meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditinya jadi lebih lembab
• Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu.
• Secara anggaran, sering melewati batas karena performa sistem sulit diprediksi dan tidak efektif penggunaan udara dingin ke perangkat IT

Ø  Row Oriented Cooling System
Row oriented cooling system atau yang sering disebut hot aisle and cold aisle adalah sistem pendingin yang membuat 2 jalur udara yaitu jalur udara panas dan jalur udara dingin. Udara dingin disalurkan di cold aisle ke bagian depan rack server. Kemudian dihisap oleh server untuk menurunkan panas di 17 dalam server dan udara panasnya dibuang ke belakang rack server setelah itu udara panas akan naik ke atas lalu dihisap oleh CRAC/PAC. Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin. Dengan cara ini lebih efisien karena udara dingin yang dihisap oleh server tidak tercampur oleh udara panas. Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris bisa dikatakan modular karena bisa menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk mendinginkan 2 baris rack server saja

Ø  Rack Oriented Cooling System

Sistem pendingin rack oriented cooling system tidak lagi menggunakan CRAC / PAC yang disebarkan di sisi-sisi ruang data center tapi sudah disebar di tiap barisan rak server. Didalam barisan rack server ini disisipkan cooling system yang mendinginkan udara panas di belakang server dan menghembuskan ke sisi depan server. Jalur udara panas yang dihasilkan oleh server langsung disalurkan secara tertutup ke alat pendingin yang disisipkan di samping rack server. Oleh karena itu udara panas yang dihasilkan tidak bercampur dengan udara sekitar maupun mencemari udara dingin yang dihasilkan. Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang tingkat efisiensinya paling tinggi.
Dari beberapa jenis sistem pendingin yang telah dijabarkan diatas, kondisi sistem pendingin saat ini di bank mandiri adalah row oriented cooling system.
Sistem pending data center Bank Mandiri menggunakan metode “Hot aisle/Cold aisle” yaitu metode yang menyemprotkan udara dingin dari bawah lantai kearah sisi depan server, kemudian suhu panas yang dihasilkan oleh mesin server dihisap dari dinding langit-langit ruangan.

o      Virtualisasi
Jika pada umumnya suatu aplikasi di plot menggunakan 1 operating sistem dan menggunakan 1 hardware tertentu, dengan bantuan virtualisasi server memungkinkan suatu hardware dipakai bersama-sama lebih dari 1 operating system maupun lebih dari 1 aplikasi. Untuk melihat perbedaannya dapat dilihat pada gambar berikut

     Sistem architecture pada computer traditional

Sistem Arsitektur Pada Virtual Server

Virtualisasi bisa diimplementasikan kedalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Network Virtualization : VLAN, Virtual IP (untclustering), Multilink
2. Memory Virtualization : pooling memory dari node-node di cluster
3. Grid Computing : banyak komputer = satu
4. Application Virtualization : Dosemu, Wine
5. Storage Virtualization : RAID, LVM
6. Platform Virtualization : virtual computer
Pembahasan kali ini akan menitikberatkan pada materi platform virtualization alias virtualisasi komputer dan sistem operasi.
Cloud computing bisa dianggap sebagai perluasan dari virtualisasi. Perusahaan bisa menempatkan aplikasi atau sistem yang digunakan di internet, tidak mengelolanya secara internal. Contoh cloud computing untuk versi public adalah layanan-layanan milik Google seperti Google Docs dan Google Spreadsheet. Adanya kedua layanan tersebut meniadakan kebutuhan suatu aplikasi office untuk pengolah kata dan aplikasi spreadsheet di internal perusahaan.

3.2.3        Keuntungan virtualisasi dan cloud computing :
1)      Pengurangan Biaya Investasi Hardware.
Investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada penambahan perangkat komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer induk, yang jika dihitung secara finansial,masih jauh lebih hemat dibandingkan investasi hardware baru.
2)      Kemudahan Backup & Recovery.
Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
3)      Kemudahan Deployment.
Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff  IT dan mempercepat proses implementasi suatu system

4)      Mengurangi Panas.
Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi panasnya ruang server/data center. Ini akan berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC dan pada akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik
5)      Mengurangi Biaya Space.
Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula ruang untuk menyimpan perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini akan berimbas pada pengurangan biaya sewa

Saat ini bank mandiri tertarik dalam mengimplementasikan solusi cloud computing yang ditawarkan oleh SAP. Berdasarkan data dari IDC diperkirakan bahwa belanja cloud terkait infrastruktur teknologi informasi perusahaan akan meningkat menjadi 12% dari keseluruhan pasar teknologi informasi tahun 2014.

3.3  Statistik sampah elektronik (e-waste)
            Demikian parahnya keadaan lingkungan saat ini, 80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste mewakili 2% dari total pembuangan sampah, namun mewakili 70% dari sampah beracun. Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh manusia, darah dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik yang  dibuang, ponsel mengandung banyak logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat ini, baru 1/8 sampah elektronik yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.

3.4  Tentang Penghematan Energy yang dilakukan Google
            Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah menyadari bahwa biaya operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal mungkin dengan penerapan green computing, Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan Google. Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
            Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka mengklaim hanya menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk mewujudkan hal ini, Google selalu mengawasi penggunaan energi oleh server secara realtime, mengatur sirkulasi udara, bahkan menghindari penggunaan AC.

            Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan energi terbarukan seperti energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga kantor-kantornya.
Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim telah memboyong karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan di kantor-kantor mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk bekerja (bike to work).
            Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di seluruh dunia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya, tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di siang hari.
            Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya meminimalkan pembelian baru peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus hidup Google, dan bahkan semaksimal mungkin merekondisikan peralatan-peralatan yang rusak sehingga masih tetap digunakan dalam waktu yang lama. Atas usaha penghematan energi yang dilakukan Google, Google diganjar berbagai sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO 14001, OHSAS 18001 dan ISO 50001.

3.5  Bagaimana Google mengajarkan clientnya untuk ikut serta berhemat energy
Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat energi, tetapi juga orang lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam hal cloud computing. Beberapa contoh tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud storage. Google mengajak para stakeholders untuk ikut serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui jaringan internet (cloud). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan pribadi masing- masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara redundan di beberapa data center untuk file pengguna yang sama. Hal ini bertujuan jika salah satu data center mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan pengguna adalah kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi tidak ada lagi cerita ketinggalan media simpan.
Kedua, penerapan cloud apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira membutuhkan 80 GB di hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google Apps, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan software di komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop besutan Google ini tidak menggunakan hard disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD berkapasitas 32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan beberapa

aplikasi pendukung cloud computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk memotivasi pengguna untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet (cloud).
Dengan penerapan cloud computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi aplikasi di komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.

BAB IV
Penutup (Simpulan dan Saran)

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapat dari pengumpulan data dan analisis yang ada di  Google maka dapat disimpulkan bahwa :
Google perlu menghemat penggunaaan energi yang ada di dalam data center. Apalagi di data center terdapat banyak sistem komputer ataupun komponen-komponennya. Di data center Google sendiri tedapat 300 aplikasi. Untuk itu, Google perlu penghematan energi dan mendukung pemeliharan dan kondisi yang ada di dalam data center. Sedangkan, sumber energi yang dipakai oleh Google sendiri pun  masih menggunakan listrik yang berasal PLN, atau dengan generator. Padahal, banyak sekali perusahaan ataupun rumah-rumah  yang menggunakan sumber energi PLN dan dengan  harga yang terbilang mahal. Selain itu, Sistem pendingin yang digunakan oleh Google di dalam data center merupakan Row Oriented Cooling System, yang dimana penggunaan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk mendinginkan 2 baris rack server saja. Sehingga, bisa saja ada server yang tidak didinginkan. Jika ada server yang panas bisa saja server itu mulai mengalami kerusakan dan menganggu aktivitas yang ada di dalam Google.Selain itu, karena panasnya server  penggunaan AC atau alat pendingin pun lebih banyak dipakai dan meningkatkan penggunaan energi yang ada di data center.  Google  sendiri menggunakan server blade, yang menghilangkan komponen-komponen yang tidak begitu penting sehingga server blade bisa  menghemat penggunaan daya dan tempat yang ada di dalam data center .
Untuk memaksimalkan green computing yang ada di Google, Google perlu meningkatkan lagi aristektur maupun fasilitas yang mendukung green computing yang ada di dalam Google. Dengan cara sebagai berikut :
1.  Dengan menggunakan sistem maupun server yang ramah lingkungan seperti Cloud  Computing.
2. Mencari alternatif sumber energi lain, misalnya Google bisa saja menggunakan energi yang berasal dari tenaga agin maupun tata surya.
3. Mengubah sistem pendingin menjadi Rack Oriented Cooling System karena sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang tingkat efisiensinya paling tinggi.

4.      Lebih memperbanyak server maupun sistem yang bisa menghemat energi, seperti Sever Blade

Dari sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan Google, tampaknya Google benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat biaya operasionalnya.
            Pepatah berkata,
            "Sedikit-sedikit lama kelamaan akan menjadi bukit"
            Pepatah tersebut menunjukkan bahwa dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Dan ini juga bisa diterapkan dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari hal-hal kecil, seperti mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu hemat energi yang dampaknya pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan energi juga dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.

4.2 Saran
Adapun saran kepada Google dalam penerapan green computing adalah sebagai berikut :
1. Mencari informasi mengenai green computing di perusahaan lain untuk dapat dikembangkan lagi agar menjadi lebih baik 
2. Membuat strategi  untuk memaksimalkan penerapan green computing
3. Teknologi-teknologi mengenai green computing perlu dikembangkan secara terus menerus
4.  Melakukan evaluasi tiap tahun mengenai penerapan  green computing yang ada di Bank Mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Bullock, M. 2009. Data Center Definition and Solutions. Diperoleh 01/3/2014 dari www.cio.com.

Fadilah, R., & Djumhadi. (2011). Optimasi Protocol Open Shortest Path First pada Disaster Recovery Data Center. Seminar Nasional Informatika 2011, 1(7), 37-43.

Newcombe, L. (2010). Data Center Energy Efficiency Metrics : Existing and  Proposed Metrics to Provide Effective Understanding and Reporting of Data Centre Energy. New York: BCS.

Philipson, G. (2010), A Green ICT Framework: Understanding and Measuring Green  ICT. New South Wales: Connection Research.

Webber, L., & Wallace, M. (2009). Green Tech: How to Plan and Implement Sustainable  IT Solutions. New York: AMACOM.








LAMPIRAN -LAMPIRAN

Jakarta, CHIP.co.id - SAP hari ini kembali menegaskan fokus bisnis strateginya di bidang Cloud Computing, dimana SAP menawarkan solusi inovatif yang cepat, mudah dan memiliki TCO rendah (4/9).
Dengan diakuisisinya SuccessFactor pada akhir tahun 2011 lalu yang menjadi puncak strategi SAP dibidang Cloud. SAP menargetkan untuk menjadi pemimpin dunia dibidang Cloud untuk membantu para pelanggannya dalam menangani aset penting mereka.
Menurut Graham McClough, Vice President untuk  cloud, SAP South East Asia, Cloud Computing mengubah cara pelanggan menggunakan perangkat komputasinya.
“Bagaimanapun cara mereka mempertimbangkan implementasi sistem baru atau mengembangkan investasi on-premise yang digunakan saat ini, solusi SAP Cloud memberikan fleksibilitas untuk melakukan inovasi pada bisnis mereka dengan membayar hanya yang mereka butuhkan. Terlebih lagi, solusi kami dirancang untuk penerapan yang cepat sehingga pelanggan dapat mengadopsinya sesuai dengan perubahan kebutuhan bisnis dan menjalankannya dengan cepat dan lebih baik,” katanya.
Singgih Wandojo, Managing Director PT SAP Indonesia, menambahkan “Cloud menjadi area yang sangat disorot para CIO di Indonesia saat ini. Para CIO yang menginginkan sebuah lingkungan virtual yang dapat mendukung perubahan aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam menjalankan bisnis dan dapat memenuhi permintaan pengguna,”
Tren tersebut terlihat dari beberapa pelanggan PT Daya Dimensi, mitra SAP,  yang tertarik dalam mengimplementasikan solusi Cloud Computing, antara lain adalah Bank Mandiri. “Tidak dipungkiri bahwa bisnis saat ini akan memprioritaskan pada penekanan biaya agar dapat mengantisipasi perubahan  bisnis yang cepat. Solusi virtualisasi melalui Cloud Computing akan menjadi pilihan yang tepat di masa depan dimana pebisnis dapat lebih menekan resiko bisnis yang terjadi karena perubahan-perubahan,” kata Andi Wibisono, Regional Director, Daya Dimensi Global.
Berdasarkan data dari IDC diperkirakan bahwa belanja cloud terkait infrastruktur teknologi informasi perusahaan akan meningkat menjadi 12% dari keseluruhan pasar teknologi informasi tahun 2014.
SAP memfokuskan strategi Cloud-nya pada 6 elemen, yang bertujuan untuk memberikan solusi yang dapat diakses melalui alat apapun secara cepat. Adapun keenam elemen tersebut adalah :

1) Choice : Pelanggan dapat mengadopsi keseluruhan Cloud atau Cloud berbeda-beda
2) Focus : SAP akan fokus pada beberapa area produk
3) Prinsip-prinsip Design :
  • Paket Loosely-coupled yang berdiri sendiri (Loosely-coupled suite of standalone), merupakan yang terbaik di lini product Business Cloud
  • Fokus pada manusia (People centric)
  • Konsisten mengutamakan pengalaman pengguna (Consistent user Expeience)
  • Siklus Inovasi yang Cepat (Rapid Innovations Cycles)
  • Integrasi sebagai sebuah layanan (Integration-as-a-Services)
4) Open Platform Approach
5) Cloud Suite Solutions : SAP Business One onDemand untuk Bisnis UKM
6) SAP Cloud Computing Unit  : One SAP Cloud Organization

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Personal Information
Binusian ID                                         :1501143632                                      
Full Name                                           : Susan Prasetio
Email                                                   : susan.prasetio@outlook.com
Address                                               Current
Jl Kompleks Meruya Indah No 6
Jakarta Barat 11650
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl Kompleks Meruya Indah No 6
Jakarta Barat 11650
DKI Jakarta, Indonesia

Phone Numbers                                    : Mobile :  62-821-1012-9259
Gender                                                            : Female
Birth Place/Date                                  : Jakarta, 23 April 1993
Nationality                                          : Indonesia

Martial Status                                      : Single
Region                                                 : Kristen
Formal Education
Jan 2011-Present                                 :Bina Nusantara University, Jakarta
,Indonesia
 Bacheleor (S1),   Information Systems   GPA: 2.25