TOPIK
TOPIK LANJUTAN SISTEM INFORMASI
“Penerapan
Green Computing Pada Perusahaan”
Disusun oleh:
Nama: Susan Prasetio
Nim: 1501143632
Kelas: 06 PMM
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2013
Abstract
Pada zaman modern saat
ini, Teknologi semakin maju dan berkembang, dimana teknologi tersebut membantu
memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada kehidupan sehari-hari, sehingga para
user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi. Salah satu perkembangan
teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi informatika, perkembangan
teknologi informatika diliat dari berbagai sudut pandang, salah satunya pada
lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka dibuatkan suatu cara yang
disebut Green Computing. Green Computing merupakan suatu cara
dimana para user menggunakan suatu
perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin
sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Paper ini berfokus pada
sejarah perkembangan Green Computing
, konsep Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh perusahaan
yang menerapkan Green Computing.
Kata Kunci :Green Computing, Elemen-elemen
Green Computing, Pendekatan Green Computing, Data Center, Prinsip Green Computing, e-waste
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi semakin maju
dan berkembang bersamaan dengan perkembangan zaman, teknologi telah menjadi
bagian dalam kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan besar dalam
berbagai kegiatan yang dikerjakan sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat
ini berkembang menjadi lebih canggih dan berdasarkan perkembangan teknologi,
penggunaan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari teknologi
tersebut juga sangat besar.
Salah satu perangkat
teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari yaitu komputer,
komputer merupakan salah satu perangkat teknologi yang penggunaan energy nya sangat besar sehingga dapat
membuat pihak pengguna merasa terbebani dalam faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu pada
zaman modern ini banyak user yang mulai memikirkan cara dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang semakin
lama semakin lebih canggih, Green Computing merupakan salah satu metode
yang diciptakan untuk membantu para user dalam penghematan energi dan biaya pada zaman
modern saat ini, karena dengan melakukan penghematan biaya maka dapat membantu
dunia yang kita tempati saat ini menjadi lebih effisien, salah satu nya untuk
menghadapi Global Warming.
Green
Computing adalah suatu metode dimana
para user menggunakan suatu perangkat
komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin sehingga
menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Biasanya Green Computing
diterapkan pada lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam
pengoperasian peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik
lain nya.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang
lingkup yang dibahas pada paper ini
yaitu terdiri dari:
1.
Sejarah Green Computing
2.
E-waste
3.
Contoh perusahaan yang menggunakan Green Computing
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan
1.
Memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai Green Computing
2.
Memberikan informasi data perhitungan
mengenai sampah elektronik
1.3.2
Manfaat
1.
Mengajak masyarakat untuk lebih berhemat
dalam penggunaan energy
2.
Membantu masyarakat untuk lebih efisien
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian
yang digunakan dalam pembuatan paper
ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada
situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis
menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan
manfaat pada paper, metode penelitian
yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai Green
Computing.
BAB 2 : Landasan teori
Pada bab ini akan
dijelaskan teori-teori umum mengenai Green
Computing berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori Green
Computing, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan
yang bermanfaat
BAB 3 : Pembahasan Green Computing
Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai sejarah Green
Computing, statistik sampah elektronik (e-waste),
tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan
tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
Bab 4 : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan
penjelasan yang telah dicantumkan
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Green
Computing
2.1.1
Pengertian
Green Computing
Green
Computing atau Green IT
telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli telah mengemukakan
beberapa teori mengenai Green Computing, beberapa teori Green
Computing tersebut adalah:
·
Menurut Leonhard & Murray
(2009, p8), green computing adalah cara pemakaian sistem
komputer secara efektif dan efisien, pemanfaatan konsumsi energi dan
bertanggung jawab atas pembuangan komponen yang sudah tidak dibutuhkan.
·
Mathew (2008, p6)
green computing adalah sebuah pembelajaran dan praktik dari
penggunaan komputer secara efisien.
·
Menurut Philipson (2010, p4),
green computing lebih dari sekedar mengurangi emisi karbon
ataupun mengurangi konsumsi energi ICT perusahaan.
·
menurut Webber (2009, p1), green
computing adalah pengurangan dampak lingkungan dari Departemen TI.
Kuncinya adalah menemukan peralatan tepat yang mudah dioperasikan serta mudah
diolah sewaktu tidak dapat digunakan lagi.
·
menurut Tripathi (2012, p174), green
computing merupakan studi dan realisasi dalam penggunaan sumber daya
komputer secara efisien serta ramah lingkungan.
Berdasarkan beberapa teori dari parah ahli yang disebutkan
diatas, Green Computing yaitu
penciptaan teknologi yang ramah lingkungan yang hemat energi serta pemanfaatan
teknologi secara efisien.
2.1.2
Pendekatan Green
Computing
·
Efisiensi
Algoritma.
Efisiensi algoritma adalah bagaimana menggunakan suatu sumber daya yang
efisien dalam menjalankan sebuah perintah atau algoritma. Green Computing menekankan efisiensi algoritma untuk pembuatan program, agar sumber daya yang dipergunakan menjadi lebih kecil dan
berujung pada penghematan sumber daya.
Terdapat 2 pendekatan mengenai efisiensi
algoritma, yaitu:
·
Kecepatan dalam menjalankan suatu
perintah atau algoritma dengan benar.
Hal ini dipengaruhi oleh : Banyaknya langkah pemrograman, Besar dan jenis input
data, Jenis operasi, Komputer dan kompilator yang ada.
·
Berapa besarnya memori yang digunakan
untuk menjalankan algoritma tersebut.
Banyaknya langkah yang digunakan dan jenis variabel data yang dipakai dalam
suatu algoritma akan sangat
mempengaruhi penggunaan memori. Dalam hal ini, diharapkan dapat memperkirakan
seberapa banyak kebutuhan memori yang diperlukan selama proses berlangsung
hingga proses selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat disiapkan storage yang memadai agar proses suatu algoritma berjalan tanpa ada hambatan
atau kekurangan memori.
Cara untuk mencegah penggunaan algoritma yang tidak baik adalah sebagai
berikut:
·
Menyesuaikan bahasa pemrograman, tipe,
dan alat tempat program berada dengan kebutuhan yang ada,
·
Mengurangi langkah langkah dan operator
yang tidak perlu dalam pembuatan program,
·
Menggunakan Teknik Umum untuk
meningkatkan efisiensi pengerjaan algoritma,
seperti menggunakan Indexed array
atau binary search,
·
Penggunaan Dependency Tree dan Spreadsheet,
·
Menggunakan cara yang lebih baik dalam
mencari String. Misalnya dengan
menggunakan Declarative Notation,
·
Menggunakan Hot Spot Analyzer untuk mengetahui tempat tempat dengan performance yang kurang baik (memakan
waktu lama untuk dikerjakan) dengan tujuan memperbaiki titik-titik lemah
tersebut,
·
Melakukan Benchmarking untuk membandingkan performa program dengan program
yang terdahulu atau program yang lebih baik,
·
Menggunakan Compiled language daripada Interpreted Languange,
·
Melakukan Optimasi pada Compiler atau menggunakan Just In Time Compiler.
·
Virtualisasi
merupakan penggabungan beberapa (dua
atau lebih) physical system kedalam
sebuah physical system yang lebih
besar dan lebih cepat. Setiap image
system berisikan sistem operasi dan aplikasi pendukungnya, dan setiap image memiliki sistem operasi yang sama
atau sistem operasi yang berbeda.
Mesin virtual sebenarnya bukan merupakan
hal yang baru dalam dunia komputer. Virtual machine biasanya dihunakan untuk
pembagian hardware yang sama yang diakses banyak program atau untuk
memungkinkan perangkat lunak agar lebih portabel di antara berbagai jenis
sistem operasi.
·
Terminal Server
Terminal Server merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan beberapa
komputer untuk mengakses server
secara langsung, dimana semua proses terjadi di dalam server sedangkan computer
yang terkoneksi bisa menikmati operating
system, storage, bahkan device
yang ada pada server tersebut. Jika
konsep ini digabungkan dengan menggunakan thin
client (yang memiliki penggunaan energy
8 kali lebih kecil), maka efisiensi energy
akan dapat ditingkatkan
·
Power Management
Untuk menurunkan pemakaian energy pada computer, terdapat fasilitas Power
Management yang memungkinkan operating
system untuk mengkases aspek aspek
yang berhubungan dengan powersaving
dari hardware yang ada di computer tersebut. Hal ini memungkinkan system untuk mematikan komponen secara
otomatis, seperti monitor dan hard drive
setelah waktu tertentu. Contoh yang paling bisa kita lihat adalah hibernate, dimana sebagian besar
komponen (Processor dan RAM) dimatikan. Komponen yang dapat ditekan penggunaan
energinya adalah:
·
Power
Supply. Power Supply biasanya mempunyai nilai efisiensi
antara 70-75%. Untuk menghemat energy,
Energy Star (standard efisiensi)
menstandardkan Power Supply agar mempunyai efisiensi minimal
80%
·
Storage.
Solid State Drive mempunyai tingkat
konsumsi yang rendah ketimbang hard disk. Mengurangi konsumsi listrik untuk storage yang besar sembari tetap membuat
penyimpanan nya bersifat online adalah sasaran dari penelitian para ahli saat
ini
·
Video
Card.
Video Card dengan kemampuan yang
tinggi adalah komponen yang paling banyak memakai energy listrik pada sebuah computer.
Untuk itu, gunakanlah VGA on board
dan VGA yang mempunyai standar GPU untuk performance per watt
·
Display
(monitor). Untuk monitor, pakailah monitor LCD
yang memiliki penggunaan listrik lebih rendah daripada monitor CRT , atau sekalian memakai monitor LED
·
Operating
System. Operating
System dapat memberikan akses kepada power
management. Microsoft (contohnya), memberikan akses power management kepada user. Bahkan dalam Windows Vista, power management dapat diatur secara sentral oleh system administrator.
·
Produk
dan Material
Dengan meningkatnya kesadaran akan Green Computing, sebuah standar diperlukan untuk memandu
perusahaan-perusahaan hingga perorangan dalam memilih perangkat komputer. Untuk
itu, dibentuklah EPEAT (Electronic Product Environmental Assessment
Tool) untuk membandingkan produk-produk digital berdasarkan dampaknya
terhadap lingkungan. Selain itu, EPEAT
juga menjadi panduan yang jelas dan konsisten bagi produsen digital.
Standar ini membagi produk menjadi tiga
kategori, bronze untuk produk yang
mencapai semua standar utama, silver
untuk produk yang mencapai semua standar utama dan 50% standar pilihan, serta gold untuk produk yang mencapai semua
standar utama dan 75% standar pilihan. Standar yang diatur adalah:
·
Standar Materi. Sebuah produk digital harus meminimalisir penggunaan
materi yang dapat merusak lingkungan. Materi ini termasuk cadmium, merkuri, timah, hexavalent chromium, dan
materi penghambat api yang mengandung bromin.
Baterai harus bebas dari timah, cadmium, dan merkuri. Produk juga tidak diperbolehkan mengandung polyvinyl chloride (PVC) kecuali
kabel-kabel dan sambungan-sambungan dengan berat kurang dari 25 gram.
·
Standar Daur Ulang. Sebuah produk minimal harus dapat didaur
ulang sebesar 65%. Produsen harus memberikan petunjuk bagi pengguna tentang
materi-materi yang membutuhkan penanganan daur ulang khusus. Materi plastik
pada produk digital harus dapat
didaur ulang sebanyak 5 – 25% kecuali panel sirkuit
dan kemasan produk, materi plastik ini juga harus ditandai dengan identifikasi
standar ISO. Materi logam harus dapat
dipisahkan dengan mudah dari materi plastik. Produk tidak boleh mengandung
pelapis atau cat yang tidak dapat didaur atau dipakai ulang.
·
Standar Usia. Produk harus memiliki
setidaknya tiga tahun garansi atau layanan servis. Semua komputer pribadi dan
laptop harus dapat di upgrade dengan
produk-produk yang mudah dicari masyarakat, seperti memory drive, chip, dan card
harus dapat diganti atau diperluas. Hal ini juga berarti produk komputer
pribadi dan laptop harus memiliki desain yang memungkinkan upgrade komponen-komponen utama. Sparepart harus tersedia selama
lima tahun dari masa pembelian dan pembeli harus diberi tahu bagaimana caranya
mendapatkan sparepart tersebut.
·
Konservasi Energy. Produk yang sesuai harus memenuhi standar terbaru U.S ENERGY STAR. Produk ini juga harus dapat dipasangkan setidaknya satu jenis
aksesoris penghemat energy.
·
Pernyataan Publik. Produsen harus
mendemonstrasikan pada publik bahwa produknya ramah lingkungan sesuai dengan
standar ISO 14001, dan akan lebih
baik lagi bila perusahaannya juga dapat memenuhi dan mendemonstrasikan salah
satu dari kriteria ISO 14001, European EMAS atau U.S. EPA Performance Track. Produsen juga diharuskan untuk membuat
laporan yang memenuhi tiga standar U.S
EPA Performance Track atau Global Reporting
Initiative (GRI) Sustainability Reporting Guidelines (2002)
·
Kemasan. Material yang digunakan untuk
kemasan harus ditulis. Kemasan tidak boleh mengandung logam berat, kecuali
untuk keperluan mendaur ulang isi. Materi yang dapat didaur ulang harus dicantumkan
pada kemasan, berikut pula persentasinya jika ada. Materi yang tidak dapat
didaur ulang, harus dapat dipisahkan dengan mudah dari kemasan. Dianjurkan
setidaknya 90% dari kemasan harus dapat didaur ulang atau dijadikan pupuk.
Kemasan sebaiknya mengikuti anjuran dari U.S.
EPA Comprehensive Procurement. Selain itu juga dianjurkan agar perusahaan
menyediakan jasa gratis yang menerima kemasan untuk didaur ulang atau ditukar
dengan suatu produk hasil daur ulang.
2.1.3
Kelebihan
dan Kelemahan Green Computing
2.1.3.1
Kelebihan:
·
Penggunaan energy berkurang dari teknik komputasi hijau diterjemahkan ke dalam
emisi karbondioksida yang lebih rendah, yang berasal dari pengurangan bahan
bakar fosil yang digunakan dalam pembangkit listrik dan transportasi.
·
Konservasi sumber daya berarti lebih
sedikit energy yang dibutuhkan untuk
memproduksi, menggunakan, dan membuang produk.
·
Menghemat energy dan sumber daya menghemat uang.
·
Komputasi hijau bahkan termasuk mengubah
kebijakan pemerintah untuk mendorong daur ulang dan menurunkan penggunaan energy oleh individu dan bisnis.
·
Mengurangi resiko yang ada dalam laptop seperti
kimia diketahui menyebabkan kanker, kerusakan saraf dan reaksi kekebalan tubuh pada
manusia.
2.1.3.2 Kekurangan:
·
Komputasi hijau benar-benar bisa cukup
mahal.
·
Beberapa komputer yang hijau mungkin
sangat kurang bertenaga.
·
Perubahan teknologi yang cepat.
2.1.4
Elemen-elemen
Green Computing
·
Sustainability,
yaitu daur ulang.
·
Ramah
lingkungan
·
Penggunaan
energy secara efisien
·
Penggunaan
sumber daya secara efisien
·
Mengurangi
pekerjaan yang tidak berguna
2.1.5
Green
Computing di Data Center
Data center membutuhkan biaya yang besar.
Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan maintenance.
Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.Solusi:
·
Teknologi
server hemat energy
Yaitu
pengaturan clock processor, jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal ini berguna untuk efisiensi kinerja processor. Teknologi ini ada pada Intel
(speedstep),AMD(coolnow), Sun Microsystem (coolthread).Keuntungan dengan teknologi adalah: hemat energy, karena panas rendah. Dengan
panas rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.
·
Teknologi
virtualization
Yaitu:
dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara virtual.Keuntungannya adalah: hemat
ruang, energy, kabel, dan optimalisasi
mesin.
·
Teknologi
Blade Server
Yaitu
teknologi server dengan bentuk fisik
horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel, danenergi dibanding
bila bentuk fisiknya vertikal.
·
Data Center Power Efficiency Metrics
Merupakan
hasil consorsium oleh The Green Grid. Dengan dua
parameter: PUE (Power UsageEfficiency), DCE (Data Center Efficiency).Hasil
pengukuran Lawrence Berkeley National
Labs terhadap 22 data center, menunjukkan
nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0
2.1.6
Green
Computing di Workstation
Sebaran
konsumsi PC paling besar di monitor.Workstation adalah penyedot energy
terbesar di perkantoran. Solusi:
·
Teknologi
power management, yang terdapat pada BIOS.
Melalui ACPI(Advanced Configuration
&Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energy.
·
Tim
client: hanya menggunakan 50%
konsumsi energy
·
Ganti
dengan laptop, karena konsumsi energy
jauh lebih kecil
2.1.7
Green
Computing di Lingkungan Kerja
2.1.7.1
Ada
tiga jenis solusi:
·
Skype, solusi voip (dengan Asterisk)
·
Solusi
IM (instant messaging)
·
Solusi
unified communication (voip + IM)
2.1.7.2
Keuntungan:
·
Konvergensi
data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP
·
Hemat
biaya maintenance
·
Hemat
biaya operational
·
Hemat
biaya energy
·
Hemat
space ruang kerja
·
Hemat
biaya transportasi Peluang: teleworker,
virtual office, teleconference
2.1.8
Green
Computing dari diri sendiri
·
Tidak
harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan,
bekas/refurbished, atau komputer lama yang masih dapat di-upgrade.
·
Selalu
mencari solusi software terlebih
dahulu.
·
Teliti
dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.
·
Gunakan
layar monitor sesuai dengan
kebutuhan.
·
Gunakan
monitor LCD daripada CRT, karena
lebih hemat energi.
·
Hindari
mencetak e-mail atau dokumen
elektronik.
·
Gunakan
e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.
·
Cetak
dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.
·
Gunakan
kertas daur ulang untuk mencetak.
·
Perkecil
ukuran font dan spasi.
·
Gunakan
printer inkjet daripada laser jet.
·
Matikan
komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.
·
Gunakan
remote admin ke server daripada
menggunakan monitor.
·
Optimalisasi
penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak
penting.
2.1.9
Macam – macam fakta tentang Green Computing
·
Menurut
penelitian, jika sekitar 20 persen saja meeting-meeting
di Uni Eropa diganti dengan videoconference, maka akan menghemat
sekitar 22,3 juta ton CO2
·
Apabila
100 juta pelanggan mendapatkan tagihan telepon mereka secara online, maka bisa menghemat 109.100 ton CO2 dibanding mereka harus mengunjungi
kantor-kantor pelayanan telepon dan mendapatkan tagihan tersebut dalam bentuk
kertas
·
Ketika
193 juta pajak ditagihkan melalui online
menggunakan website, akan menghemat
195.000 ton CO2
·
Ketika
Satu Buah PC diproduksi, maka akan
membutuhkan 1,7 juta bahan baku dan air
·
Pada
tahun 1997 umur rata-rata komputer bisa mencapai 6 tahun, namun pada tahun 2005
hanya mencapai 2 tahun
·
Kurang
lebih rata-rata 30 persen energi listrik terbuang sia-sia ketika komputer yang
tidak digunakan dibiarkan tetap hidup
·
Jika
satu orang pegawai bekerja dirumah secara online ataupun offline dalam mengerjakan tugas kantornya menggunakan komputer,
bisa menghemat CO2 dan membantu
pemulihan udara dari polusi,dibanding ia memerlukan transportasi untuk mencapai
kantornya
·
Setiap
perorangan maupun lembaga perusahaan melakukan efisiensi dan melakukan green computing maka emisi CO2
dapat dikurangi
·
Apabila
ada hardware maupun software komputer yang bisa mematikan
secara otomatis perangkat-perangkat elektronik yang tidak digunakan, maka akan
mengurangi emisi CO2
·
Deforestasi
dan emisi polusi akan berkurang ketika media cetak di konversi ke media digital
·
Teknologi
EV-DO Rev B bisa menghemat hingga 70
persen energi listrik
·
Pada
tahun 2004 kurang lebih 183 juta komputer diseluruh dunia terjual atau meningkat
11,6 persen dari 2003
·
Pada
tahun 2010, diperkirakan akan ada 716 juta komputer yang digunakan (178 juta di
Cina dan 80 juta di India)
·
Laptop
menggunakan sekitar lima kali lebih irit listrik di banding komputer desktop
·
1,7
juta komputer di Inggris sering tidak dimatikan pada malam hari atau setiap
akhir pekan, hal ini berdampak pada meningkatnya emisi CO2 hingga 700.000 ton
2.2 Data Center
2.2.1
Pengertian Data Center
Menurut Newcombe (2010, p15) data center adalah lingkungan kompleks, tempat menyimpan
peralatan TI. Daya listrik yang masuk
ke data center harus melalui
berbagai tahapan dari transformasi voltase,
distribusi dan pembersihan sebelum
masuk ke peralatan TI. Sebagian besar
dari energi dalam fasilitas diubah menjadi panas. Oleh karena itu data center membutuhkan
kapasitas mesin pendingin dalam sirkulasi udara.
Gambar 2.1
Arus Energi Pada Data Center (Newcombe, 2010)
Gambar diatas menjelaskan arus energi berikut arus energi
yang hilang dalam siklusnya. Dalam setiap tahapan rantai pengantaran energi,
pasti terdapat kehilangan yang tidak mendasar seperti yang digambarkan dengan
panah merah.
Menurut Yulianti (2008, p11) data center merupakan fasilitas yang digunakan untuk
penempatan beberapa kumpulan server atau
sistem komputer dan sistem
penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan
pengaturan catu daya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan
biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
Menurut Bullock (2009, p1) data center dikenal sebagai kumpulan server atau ruang komputer.
Menurut
Fadilah (2011, p38) terdapat beberapa difinisi umum tentang data center: (1) suatu struktur fisik,
biasanya berupa bangunan khusus atau tersendiri, yang dirancang sebagai rumah
untuk berbagai macam komputer, data
center dapat melayani satu perusahaan saja atau beberapa
perusahaan, (2) suatu fasilitas penyimpanan, pemeliharaan, dan membuat kempulan
data tersedia untuk kegunaan berkelanjutan dan aktifitas mendatang, dan (3)
sebuah fasilitas yang digunakan untuk merumahkan peralatan elektronik dalam jumlah
besar, biasanya komputer dan peralatan komunikasi. Data center adalah sebuah tempat aman untuk
peralatan komputer, media penyimpanan,
dan peralatan komunikasi serta jaringan yang digunakan untuk menyimpan,
mendistribusikan, dan memelihara data dalam sebuah organisasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Ide green computing
sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa pemborosan
energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai sekarang
ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar
fosil yang membutuhkan jutaan tahun untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan batu bara sebagai bahan
bakarnya.
3.1 Sejarah
Green Computing
Untuk
mendukung green computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat yang bernama
US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992.
Dan beberapa peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan
penggunaan energi dilabeli dengan stiker “Energy
Star”. Dan di stiker “Energy Star” pun ada tanda rating-nya, yang dimana penggunaan energi yang
paling efisien akan diganjar dengan rating besar. Salah satu untuk menaikkan
rating “Energy Star” adalah dengan menambahkan fitur Sleep Mode, yang dimana
bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak digunakan oleh pengguna
dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007, direvisilah standar “Energy Star”, yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan
komputer juga harus memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah
elektronik atau e-waste, virtualisasi
resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian
energi, dll.
Di sisi lain, gebrakan penting
dalam sejarah green computing adalah pembentukan Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang bertujuan menekan emisi karbon.
Aturan ini membuat perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer
menghitung pemakaian listrik selama pengoperasian pabriknya dan menentukan
jumlah emisi karbon dioksida yang terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
Pengefisienan energi ternyata tak
cukup untuk sebuah program green computing, maka dibentuklah kebijakan Restriction of Hazardous Substances (RoHS) oleh Uni Eropa pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang
penggunaan material yang berbahaya bagi lingkungan pada setiap peralatan
elektronik dan komputer seperti timbal, cadmium,
merkuri, dll. Tak puas sampai di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste Electrical and Electronic
Equipment Directive (WEEE) pada
tahun 2005, yang bertujuan mengelola pengumpulan dan daur ulang sampah
elektronik
Di Amerika Serikat sendiri ada juga
standar lainnya selain "Energy Star", yaitu Electronic Products Environmental Assessment (EPEAT), yang
dimana akan memberikan insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk
perusahaan yang bisa memproduksi peralatan yang tak hanya memininalkan
penggunaan energi, tetapi juga memininalkan perawatan dan mempunyai masa pakai
yang panjang.
3.2 Sejarah
Data Center
Pada
awalnya, data center selalu dibangun
dalam sebuah ruangan yang besar untuk membantu operasi dari sebuah perusahaan.
Pada awalnya, computer-computer super
masih terlalu kompleks untuk pemeliharaannya dan pengoperasiannya.
Komponen-komponen yang adapun terlalu banyak dan terlalu ruwet, sehingga
membutuhkan kabel yang banyak untuk koneksivitas dari semua komponen tersebut. Server-server yang adapun sangat
kompleks mulai dari ukurannya yang besar-besar sampai dengan orang yang handal
dalam menangani server tersebut.
Biaya untuk data center ini sangat mahal, ini bisa dlihat dari pemeliharaan data center
yang khusus, peralatan khusus, sampai dengan orang specialist untuk menangani data center
ini. Data center dulu juga membutuhkan daya yang sangat besar dan berdampak
kurang baik ke lingkungan. Hal ini juga memicu para pakar untuk bekerja mencari
solusi data center yang baik.
Pada
awal tahun 1980-an, microcomputer
mulai memasuki dunia IT, sehingga dimana-mana bisa ditemui PC-PC yang terpisah dan ditempatkan pada setiap tempat. PC-PC
ini sedikit mulai tidak terkontrol sehingga komplesitas IT makin tinggi.
Perusahaan yang sadar akan ini mulai mencari alternative untuk memelihara
sumber daya IT mereka.
Pada
saat client server muncul, data center mulai berkembang lagi ke era internet,
dimana perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan era ini untuk memperluas market mereka. Koneksi internet cepat dan
murah menjadi tantangan terbesar dalam era
ini.
3.2.1
Syarat utama Data Center
Disain
dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :
- Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi
- Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data
- Menerapkan tata kelola standar data center meliputi :
- Standar Prosedur Operasi
- Standar Prosedur Perawatan
- Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana
- Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis
3.2.2
Kriteria Perancangan Data Center
Dalam
melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus
diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data
center sesuai dengan kriteria berikut:
- Availability
Data
center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan
terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center
harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh
komponennya.
- Scalability dan flexibility
Data
center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau
ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa
melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
- Security
Data
center menyimpan berbagai aset perusahaan yang
berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik
pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.
3.2.3 Jenis Pendingin Pada Data Center :
Ø Room Oriented Cooling System
Ø
Sistem pendingin ini berorientasi pada suhu ruangan data center itulah mengapa sistem pendingin
ini adalah sistem pendingin yang paling mendasar. Tujuan utama sistem pendingin
ini adalah mendinginkan suhu seluruh ruangan dengan mendinginkan suhu seluruh
ruangan menggunakan pendingin ruangan yang disebar di pinggir ruangan data center.
Dari
sistem pendingin tersebut terdapat beberapa kekurangan :
•
Sistem pendingin masih konvensional dan kurang efektif karena udata panas dan
udara dingin bercampur serta aliran udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat
kurang tepat, dikarenakan beberapa area bisa sangat dingin sedangkan beberapa
area lainnya sangat panas.
•
Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin berdampak
pada meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditinya jadi lebih lembab
•
Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu.
•
Secara anggaran, sering melewati batas karena performa sistem sulit diprediksi
dan tidak efektif penggunaan udara dingin ke perangkat IT
Ø Row Oriented Cooling System
Row oriented
cooling system atau yang sering disebut hot aisle and cold aisle adalah sistem pendingin yang membuat 2 jalur udara yaitu
jalur udara panas dan jalur udara dingin. Udara dingin disalurkan di cold aisle
ke bagian depan rack server. Kemudian
dihisap oleh server untuk menurunkan
panas di 17 dalam server dan
udara panasnya dibuang ke belakang rack server
setelah itu udara panas akan naik ke atas lalu dihisap oleh CRAC/PAC. Posisi
CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle
agar udara panas yang naik bisa dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan
udara dingin. Dengan cara ini lebih efisien karena udara dingin yang dihisap
oleh server tidak tercampur oleh
udara panas. Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris bisa dikatakan modular karena
bisa menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk
mendinginkan 2 baris rack server saja
Ø Rack Oriented Cooling System
Sistem pendingin
rack oriented cooling system tidak
lagi menggunakan CRAC / PAC yang disebarkan di sisi-sisi ruang data center tapi sudah disebar di tiap
barisan rak server. Didalam barisan
rack server ini disisipkan cooling system yang mendinginkan udara
panas di belakang server dan
menghembuskan ke sisi depan server.
Jalur udara panas yang dihasilkan oleh server
langsung disalurkan secara tertutup ke alat pendingin yang disisipkan di
samping rack server. Oleh karena itu udara panas yang dihasilkan tidak bercampur
dengan udara sekitar maupun mencemari udara dingin yang dihasilkan. Sistem
pendingin ini merupakan sistem pendingin yang tingkat efisiensinya paling
tinggi.
Dari beberapa jenis sistem
pendingin yang telah dijabarkan diatas, kondisi sistem pendingin saat ini di
bank mandiri adalah row oriented cooling
system.
Sistem pending data center Bank
Mandiri menggunakan metode “Hot
aisle/Cold aisle” yaitu metode yang menyemprotkan udara dingin dari bawah
lantai kearah sisi depan server,
kemudian suhu panas yang dihasilkan oleh mesin server dihisap dari dinding langit-langit ruangan.
o
Virtualisasi
Jika pada
umumnya suatu aplikasi di plot menggunakan 1 operating sistem dan menggunakan 1 hardware tertentu, dengan bantuan virtualisasi server
memungkinkan suatu hardware dipakai
bersama-sama lebih dari 1 operating
system maupun lebih dari 1 aplikasi. Untuk melihat perbedaannya dapat
dilihat pada gambar berikut
Sistem architecture
pada computer traditional
Sistem Arsitektur Pada Virtual Server
Virtualisasi
bisa diimplementasikan kedalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Network
Virtualization : VLAN, Virtual IP (untclustering),
Multilink
2. Memory
Virtualization : pooling memory dari
node-node di cluster
3. Grid
Computing : banyak komputer = satu
4. Application
Virtualization : Dosemu, Wine
5. Storage
Virtualization : RAID, LVM
6. Platform
Virtualization : virtual computer
Pembahasan kali ini akan menitikberatkan
pada materi platform virtualization alias
virtualisasi komputer dan sistem operasi.
Cloud
computing bisa dianggap sebagai perluasan dari virtualisasi.
Perusahaan bisa menempatkan aplikasi atau sistem yang digunakan di internet,
tidak mengelolanya secara internal. Contoh cloud
computing untuk versi public
adalah layanan-layanan milik Google seperti Google Docs dan Google Spreadsheet. Adanya kedua layanan
tersebut meniadakan kebutuhan suatu aplikasi office untuk pengolah kata dan aplikasi spreadsheet di internal perusahaan.
3.2.3
Keuntungan virtualisasi dan cloud
computing :
1)
Pengurangan Biaya Investasi Hardware.
Investasi
hardware dapat ditekan lebih rendah karena
virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada
penambahan perangkat komputer, server
dan pheriperal secara fisik. Kalaupun
ada penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung
stabilitas kerja komputer induk, yang jika dihitung secara finansial,masih jauh
lebih hemat dibandingkan investasi hardware baru.
2)
Kemudahan Backup & Recovery.
Server-server yang dijalankan didalam sebuah
mesin virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi
sistem. Jika satu saat server
tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang.
Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup
terakhir dan server berjalan seperti
sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
3)
Kemudahan Deployment.
Server
virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin lain
dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff IT
dan mempercepat proses implementasi suatu system
4)
Mengurangi Panas.
Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi
panasnya ruang server/data center. Ini akan berimbas pada pengurangan
biaya pendinginan/AC dan pada akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik
5)
Mengurangi Biaya Space.
Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula
ruang untuk menyimpan perangkat. Jika server
ditempatkan pada suatu co-location server/data center, ini akan berimbas pada pengurangan biaya sewa
Saat ini bank mandiri tertarik dalam mengimplementasikan
solusi cloud computing yang
ditawarkan oleh SAP. Berdasarkan data dari IDC diperkirakan bahwa belanja cloud terkait infrastruktur teknologi
informasi perusahaan akan meningkat menjadi 12% dari keseluruhan pasar
teknologi informasi tahun 2014.
3.3 Statistik
sampah elektronik (e-waste)
Demikian parahnya keadaan
lingkungan saat ini, 80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat
Pembuangan Akhir yang sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di
Amerika Serikat sendiri, e-waste
mewakili 2% dari total pembuangan sampah, namun mewakili 70% dari sampah
beracun. Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan
syaraf tubuh manusia, darah dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50
juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik
yang dibuang, ponsel mengandung banyak
logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat ini, baru 1/8 sampah
elektronik yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.
3.4 Tentang
Penghematan Energy yang dilakukan
Google
Google, salah satu perusahaan IT
terbesar di dunia, telah menyadari bahwa biaya operasional perusahaannya dapat
ditekan semaksimal mungkin dengan penerapan green
computing, Segala aspek energi tak
luput dari penghematan yang telah dilakukan Google. Berikut beberapa upaya
penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google,
mereka mengklaim hanya menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data
center lain dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk mewujudkan hal ini,
Google selalu mengawasi penggunaan energi oleh server secara realtime,
mengatur sirkulasi udara, bahkan menghindari penggunaan AC.
Kedua, sumber energi. Google
diklaim telah memaksimalkan energi terbarukan seperti energi angin dan surya
(matahari) untuk data center mereka dan juga kantor-kantornya.
Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim telah
memboyong karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan di
kantor-kantor mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk bekerja
(bike to work).
Keempat, desain bangunan di
kantor-kantor Google di seluruh dunia. Tak hanya aktivitas yang hemat energi
yang diembani karyawannya, tetapi juga struktur bangunannya yang harus nyaman
sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang cukup pada siang dan malam hari
serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di siang hari.
Di samping upaya-upaya itu, Google
juga berupaya meminimalkan pembelian baru peralatan yang digunakan untuk
mendukung siklus hidup Google, dan bahkan semaksimal mungkin merekondisikan
peralatan-peralatan yang rusak sehingga masih tetap digunakan dalam waktu yang
lama. Atas usaha penghematan energi yang dilakukan Google, Google diganjar
berbagai sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO
14001, OHSAS 18001 dan ISO 50001.
3.5 Bagaimana
Google mengajarkan clientnya untuk
ikut serta berhemat energy
Google
tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat energi, tetapi juga orang
lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam hal cloud computing. Beberapa contoh tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud
storage. Google mengajak para stakeholders
untuk ikut serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui
jaringan internet (cloud). Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan pribadi
masing- masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara
redundan di beberapa data center
untuk file pengguna yang sama. Hal
ini bertujuan jika salah satu data center
mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan
pengguna adalah kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi
tidak ada lagi cerita ketinggalan media simpan.
Kedua, penerapan cloud
apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira membutuhkan 80 GB di
hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google Apps, pengguna
tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan
ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan
software di komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop
besutan Google ini tidak menggunakan hard
disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD berkapasitas
32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan
beberapa
aplikasi pendukung cloud
computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk memotivasi pengguna
untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet (cloud).
Dengan penerapan cloud
computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi aplikasi di
komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan
kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.
BAB IV
Penutup (Simpulan dan Saran)
4.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa didapat dari pengumpulan data dan analisis yang ada di Google maka dapat disimpulkan bahwa :
Google perlu menghemat
penggunaaan energi yang ada di dalam data center.
Apalagi di data center terdapat banyak sistem komputer ataupun
komponen-komponennya. Di data center Google
sendiri tedapat 300 aplikasi. Untuk itu, Google perlu penghematan energi dan
mendukung pemeliharan dan kondisi yang ada di dalam data center. Sedangkan, sumber energi yang dipakai oleh Google sendiri
pun masih menggunakan listrik yang
berasal PLN, atau dengan generator.
Padahal, banyak sekali perusahaan ataupun rumah-rumah yang menggunakan sumber energi PLN dan
dengan harga yang terbilang mahal.
Selain itu, Sistem pendingin yang digunakan oleh Google di dalam data center
merupakan Row Oriented Cooling System,
yang dimana penggunaan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk
mendinginkan 2 baris rack server
saja. Sehingga, bisa saja ada server yang
tidak didinginkan. Jika ada server
yang panas bisa saja server itu mulai
mengalami kerusakan dan menganggu aktivitas yang ada di dalam Google.Selain itu, karena panasnya server penggunaan AC atau alat pendingin pun lebih
banyak dipakai dan meningkatkan penggunaan energi yang ada di data center.
Google sendiri menggunakan server blade, yang menghilangkan
komponen-komponen yang tidak begitu penting sehingga server blade bisa menghemat
penggunaan daya dan tempat yang ada di dalam data center .
Untuk memaksimalkan green computing yang ada di Google, Google
perlu meningkatkan lagi aristektur maupun fasilitas yang mendukung green computing yang ada di dalam Google.
Dengan cara sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan sistem maupun server yang
ramah lingkungan seperti Cloud Computing.
2.
Mencari alternatif sumber energi lain, misalnya Google bisa saja
menggunakan energi yang berasal dari tenaga agin maupun tata surya.
3.
Mengubah sistem pendingin menjadi Rack
Oriented Cooling System karena sistem pendingin ini merupakan sistem
pendingin yang tingkat efisiensinya paling tinggi.
4. Lebih
memperbanyak server maupun sistem
yang bisa menghemat energi, seperti Sever
Blade
Dari
sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan Google, tampaknya Google
benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat biaya operasionalnya.
Pepatah berkata,
"Sedikit-sedikit lama kelamaan
akan menjadi bukit"
Pepatah tersebut menunjukkan bahwa
dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil. Dan ini juga bisa diterapkan
dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari hal-hal kecil, seperti
mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu hemat energi yang dampaknya
pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan energi juga dampaknya akan
dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.
4.2 Saran
Adapun saran kepada Google dalam
penerapan green computing adalah
sebagai berikut :
1. Mencari informasi mengenai green computing di perusahaan lain untuk dapat dikembangkan lagi
agar menjadi lebih baik
2.
Membuat strategi untuk memaksimalkan
penerapan green computing
3. Teknologi-teknologi mengenai green computing perlu dikembangkan secara terus menerus
4. Melakukan
evaluasi tiap tahun mengenai penerapan
green computing yang ada di Bank Mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Bullock,
M. 2009. Data Center Definition and
Solutions. Diperoleh 01/3/2014 dari www.cio.com.
Fadilah,
R., & Djumhadi. (2011). Optimasi Protocol Open Shortest Path First pada
Disaster Recovery Data Center. Seminar
Nasional Informatika 2011, 1(7),
37-43.
Newcombe,
L. (2010). Data Center Energy
Efficiency Metrics : Existing and Proposed Metrics to Provide Effective
Understanding and Reporting of Data Centre Energy. New York: BCS.
Philipson,
G. (2010), A Green ICT Framework:
Understanding and Measuring Green ICT. New South Wales: Connection
Research.
Webber,
L., & Wallace, M. (2009). Green Tech: How to Plan and Implement Sustainable IT
Solutions. New York: AMACOM.
LAMPIRAN -LAMPIRAN
Jakarta, CHIP.co.id - SAP hari ini kembali
menegaskan fokus bisnis strateginya di bidang Cloud Computing, dimana SAP
menawarkan solusi inovatif yang cepat, mudah dan memiliki TCO rendah (4/9).
Dengan diakuisisinya SuccessFactor pada akhir tahun 2011 lalu yang menjadi
puncak strategi SAP dibidang Cloud. SAP menargetkan untuk menjadi pemimpin
dunia dibidang Cloud untuk membantu para pelanggannya dalam menangani aset
penting mereka.
Menurut Graham McClough, Vice President untuk cloud, SAP South East
Asia, Cloud Computing mengubah cara pelanggan menggunakan perangkat
komputasinya.
“Bagaimanapun cara mereka mempertimbangkan implementasi sistem baru atau
mengembangkan investasi on-premise yang digunakan saat ini, solusi SAP Cloud
memberikan fleksibilitas untuk melakukan inovasi pada bisnis mereka dengan
membayar hanya yang mereka butuhkan. Terlebih lagi, solusi kami dirancang untuk
penerapan yang cepat sehingga pelanggan dapat mengadopsinya sesuai dengan
perubahan kebutuhan bisnis dan menjalankannya dengan cepat dan lebih baik,”
katanya.
Singgih Wandojo, Managing Director PT SAP Indonesia, menambahkan “Cloud
menjadi area yang sangat disorot para CIO di Indonesia saat ini. Para CIO yang
menginginkan sebuah lingkungan virtual yang dapat mendukung perubahan
aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam menjalankan bisnis dan dapat memenuhi
permintaan pengguna,”
Tren tersebut terlihat dari beberapa pelanggan PT Daya Dimensi, mitra
SAP, yang tertarik dalam mengimplementasikan solusi Cloud Computing,
antara lain adalah Bank Mandiri. “Tidak dipungkiri bahwa bisnis saat ini akan
memprioritaskan pada penekanan biaya agar dapat mengantisipasi perubahan
bisnis yang cepat. Solusi virtualisasi melalui Cloud Computing akan menjadi
pilihan yang tepat di masa depan dimana pebisnis dapat lebih menekan resiko
bisnis yang terjadi karena perubahan-perubahan,” kata Andi Wibisono, Regional
Director, Daya Dimensi Global.
Berdasarkan data dari IDC diperkirakan bahwa belanja cloud terkait
infrastruktur teknologi informasi perusahaan akan meningkat menjadi 12% dari
keseluruhan pasar teknologi informasi tahun 2014.
SAP memfokuskan strategi Cloud-nya pada 6 elemen, yang bertujuan untuk
memberikan solusi yang dapat diakses melalui alat apapun secara cepat. Adapun
keenam elemen tersebut adalah :
1) Choice : Pelanggan dapat mengadopsi keseluruhan Cloud atau Cloud
berbeda-beda
2) Focus : SAP akan fokus pada beberapa area produk
3) Prinsip-prinsip Design :
2) Focus : SAP akan fokus pada beberapa area produk
3) Prinsip-prinsip Design :
- Paket Loosely-coupled yang berdiri sendiri (Loosely-coupled suite of standalone), merupakan yang terbaik di lini product Business Cloud
- Fokus pada manusia (People centric)
- Konsisten mengutamakan pengalaman pengguna (Consistent user Expeience)
- Siklus Inovasi yang Cepat (Rapid Innovations Cycles)
- Integrasi sebagai sebuah layanan (Integration-as-a-Services)
4) Open Platform Approach
5) Cloud Suite Solutions : SAP Business One onDemand untuk Bisnis UKM
6) SAP Cloud Computing Unit : One SAP Cloud Organization
5) Cloud Suite Solutions : SAP Business One onDemand untuk Bisnis UKM
6) SAP Cloud Computing Unit : One SAP Cloud Organization
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Picture
Personal Information
Binusian
ID :1501143632
Full
Name :
Susan Prasetio
Email :
susan.prasetio@outlook.com
Address Current
Jl Kompleks
Meruya Indah No 6
Jakarta Barat 11650
DKI Jakarta, Indonesia
Permanent
Jl Kompleks
Meruya Indah No 6
Jakarta Barat 11650
DKI Jakarta, Indonesia
Phone
Numbers : Mobile
: 62-821-1012-9259
Gender : Female
Birth
Place/Date :
Jakarta, 23 April 1993
Nationality :
Indonesia
Martial
Status : Single
Region :
Kristen
Formal Education
Jan 2011-Present :Bina
Nusantara University, Jakarta
,Indonesia
Bacheleor
(S1), Information Systems GPA: 2.25