Selasa, 11 Maret 2014

Disaster Management Pada Perusahaan Telkomsel



Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Disaster Management Pada Perusahaan Telkomsel

Nama Kelompok
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)

Abstrak

Pada zaman modern saat ini, seluruh warga dunia tidak akan luput dari bencana, baik bencana alam maupun bencana yang merupakan akibat dari perilaku diri kita sendiri. Bencana sendiri akan terus menghantui kita semua seumur hidup, namun kita sebagai manusia hanya bisa menyiasati bencana tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan yang parah. Di sinilah dimana Pengelolaan Bencana (Disaster Management) berperan sangat penting. Mengambil dari kalimat pepatah, "Sedia payung sebelum hujan", kita harus mempersiapkan segalanya sebelum bencana terjadi, misalnya menyelamatkan semua peralatan rumah tangga sebelum banjir terjadi.
Paper ini berfokus pada definisi bencana, pengelolaan bencana, serta contoh perusahaan yang berpengalaman dalam mengelola bencana. 

Kata Kunci : Disaster, Disaster Management, Management

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Semua orang hidup tidak akan lepas dari berbagai masalah, salah satunya adalah bencana (disaster). Bencana adalah sesuatu yang bersifat merusak dan merugikan. Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, seperti hilangnya tempat tinggal, mata pencaharian, pelayanan publik, perekonomian, bahkan nyawa. Dalan nilai mata uang, biasanya bencana dapat mengakibatkan kerugian mulai ratusan juga hingga miliaran rupiah.
Bencana sendiri tidak bisa dikendalikan, namun kita bisa meminimalisir dampaknya. Ada banyak langkah preventif untuk menghadapi bencana sebelum bencana tersebut dapat mengalami kerugian yang lebih besar. Tata kota yang minimalis dan rapi juga turut membantu meminimalisir dampak bencana. Selain tata kota, pencegahan aktif terhadap bencana juga akan sangat membantu, seperti bangunan tahan gempa dan dataran bangunan yang tinggi.
Untuk kali ini, kami akan membahas bagaimana pengelolaan bencana (disaster management) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bernafaskan teknologi informasi (Information Technology/IT). Namun pengelolaan bencana yang biasa dilakukan oleh perusahaan IT adalah bagaimana cara mengembalikan kondisi layanan seperti sedia kala begitu bencana terjadi di satu lokasi, dan bagaimana menjaga data kepunyaan stakeholders di tengah bencana agar tetap bisa diakses di manapun dan kapanpun.
Sebelum dibahas lebih lanjut. Mari kita telaah apa arti dari bencana dan pengelolaan bencana.
Menurut Undang-undang No.24 tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Masih dalam undang-undang yang sama, pengelolaan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
Ada banyak sekali tujuan dari Disaster Management di antaranya adalah:
o Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
o Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang telah ada
o Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh
o Menghargai budaya lokal
o Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
o Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan
o Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara
Disaster Management sendiri juga dibagi menjadi beberapa model, yaitu:
* Disaster management continuum model
Model tradisional, manajemen bencana terjadi secara bertahap. Fokusnya lebih pada kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan segera/cepat
* Pre-during-post disaster model
Terdapat kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan sebelum bencana, selama bencana tejadi, dan setelah bencana. Sering digabung dengan continuum model.
* Contract-expand model
Proses berkesinambungan, serangkaian kegiatan berjalan berdampingan, bisa ditingkatkan lagi atau tergantung pada permintaan dan kondisi.
* The crunch and release model
* Manajemen yang menekankan upaya mengurangi kerentanan untuk mengatasi bencana
* Bencana hanya bersifat trigger, kerentanan dipandang berasal dari proses sosio-ekonomi dan politik yang harus ditangani untuk pengurangan resiko bencana

1.2 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup yang akan dibahas pada Paper ini yaitu terdiri dari :
1. Sejarah Disaster Management
2. Sejarah Disaster Management pada peusahaan IT
3. Contoh Perusahaan yang menggunakan Disaster Management
4. Menjelaskan cara dan bagaimana proses Disaster Management
1.3 Tujuan dan Manfaat
   1.3.1 Tujuan
1. Memperkenalkan metode Disaster Management
2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Disaster Management
3. Memberikan contoh mengenai perusahaan yang menggunakan Disaster 
       Management
4. Menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan tindakan Disaster Management 
   saat bencana terjadi

  1.3.2 Manfaat
1. menstabilkan pelayanan kepada masyarakat meskipun sedang terjadi bencana
2. membantu masyarakat dalam menerima dan mengirim informasi di tengah-tengah 
   bencana

1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs pengetahuan pada mesin pencarian (browser)

1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai Disaster Management.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Disaster Management berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori  Disaster Management, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat

BAB 3 : Pembahasan Disaster Management
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Disaster Management secara umum dan pada perusahaan IT, lembaga-lembaga yang berfokus pada Disaster Management, tentang pengelolaan bencana yang dilakukan perusahaan, Bagaimana perusahaan tersebut melakukan aksi pengelolaan bencana di saat bencana terjadi
Bab 4 : KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan

BAB 2
Landasan Teori
Pengelolaan bencana telah dipikirkan sejak dulu dan sudah banyak perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan bencana demi menjaga kelangsungan perusahaannya. Berikut teori-teori tentang pengelolaan bencana:

* Thomas Drabek Bagaimana mengkoordinasikan orang-orang dan peralatan yang diperlukan dalam menanggulangi dampak bencana alam, bencana buatan, maupun aksi terorisme

Berdasarkan beberapa teori dari para ahli yang disebutkan diatas, Pengelolaan bencana (disaster management) adalah bagaimana kita semua mempersiapkan orang-orang dan peralatan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

BAB 3
Pembahasan Disaster Management

Sebenarnya sudah sejak zaman purba orang-orang telah mencari cara untuk tetap bertahan dari berbagai bencana, termasuk orang Jepang yang mencari cara untuk terus bertahan di antara hantaman gempa dan tsunami yang sejak lama menjadi langganan warga Jepang.
Sejarah Disaster Manegement
Ide untuk mengelola bencana telah dicanangkan sesaat setelah gempa besar dan tsunami merusak banyak bangunan di San Francisco, Amerika Serikat pad tahun 1906. Namun baru pada tahun 1978, pemerintah Amerika Serikat mendirikan badan baru yang bernama Federal Emergency Menegement Agency (FEMA). Badan ini sebenarnya mengkoordinasikan badan lainnya, seperti National Response Coordination Center (NRCC), National Disaster Medical System (NDMS), Urban Search and Rescue (US&R), dan lain-lain sesuai keperluannya.
Selain bertugas mengkoordinir, FEMA juga menyelenggarakan banyak pelatihan-pelatihan untuk warga AS sendiri, seperti cara berlindung dari hantaman badai, bahkan pelatihan menjadi relawan bencana.
Disaster Management pada perusahaan berbasis IT
Untuk perusahaan yang berbasis IT, pengelolaan bencana mulai dikembangkan pada pertengahan dan akhir 1970-an. Hingga pada akhirnya didirikan perusahaan IT pertama yang menerapkan prinsip disaster management, Sungard Availability Systems pada tahun 1978 di Philadelphia.
Beberapa tahun kemudian, banyak perusahaan IT lainnya juga menerapkan disaster management, termasuk Telkomsel yang didirikan pada tahun 1995.

Disaster Management pada perusahaan Telkomsel
Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk  mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.
Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.
Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri. 
Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Untuk sistem manajemen bencana, Telkomsel memilih untuk menempatkan berbagai data centernya di beberapa daerah yang termasuk aman dari gempa, seperti di Balikpapan dan Cikarang Bekasi. Dengan kerjasama oleh PT IBM Indonesia, Telkomsel menerapkan metode mirroring data. Mirroring adalah proses menggandakan data secara simultan ke berbagai server yang terhubung dengannya. Dengan mirroring data, risiko kehilangan data

pelanggan akan bisa dikurangi karena beberapa data yang sama tersedia di berbagai server di seluruh Indonesia.
Sebagai tindakan perventif yang aktif dalam menyajikan layanannya, Telkomsel di semua BTS nya juga dilengkapi dengan suplai listrik cadangan berupa UPS dan genset, berguna jika suatu saat suplai listrik dari PLN tiba-tiba terputus. Hal ini dibuktikan dengan bencana banjir baru-baru ini. Pada bencana banjir kali ini, PLN melakukan pemadaman listrik demi mencegah terjadinya korsleting listrik akibat beberapa gardunya terendam air. Untuk langkah preventifnya, Telkomsel segera mengaktifkan UPS dan genset untuk menjaga layanannya tetap prima di tengah-tangah bencana, seperti yang terjadi di Yogyakarta.
Semua ini dapat terealisasi dengan baik dengan adanya bantuan dari salah satu divisi Telkomsel, yaitu TERRA (Telkomsel Emergency Response Recovery Activity). Divisi ini turut aktif pada detik-detik bencana terjadi.

BAB 4
Kesimpulan
Dari sekian banyak tindakan-tindakan preventif yang dilakukan Telkomsel, tampaknya Telkomsel terus berkomitmen untuk menjadi operator seluler nomor satu di Indonesia. Berbagai bencana menghadang, Telkomsel tetap memberikan layanan yang prima untuk masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar