Senin, 12 Mei 2014

SCM

Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
ANALISIS DAN PERANCANGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CARREFOUR INDONESIA








Nama Kelompok :
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)
Abstrak
            Saat ini banyak pihak pelanggan yang tidak puas pada saat belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket maupun di supermarket tertentu. Hal ini mengakibatkan suatu tempat perbelanjaan sering mengalami kerugian dan kekurangan pelanggan akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh customer. Oleh karena itu, semakin berkembang suatu proses bisnis saat ini. Ditemukan suatu metode yang dikenal sebagai Supply Chain Management. Metode tersebut diyakini dapat membantu pihak perusahaan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dapat mengendalikan jumlah persediaan barang kebutuhan sehari-hari agar tidak kekurangan dan mengurangi kerugian yang diakibatkan kekurangan customer yang melakukan transaksi.













BAB 1
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Pada era modern saat ini, banyak ditemukan tempat pembelanjaan yang menyediakan berbagai keperluan sehari-hari. Saat ini, tempat perbelanjaan dapat dikategorikan dalam berbagai jenis berdasarkan besar usaha yang diterapkan oleh suatu instansi maupun suatu individu. Jumlah pembeli yang melakukan transaksi di suatu tempat pembelanjaan sangat beragam, hal ini dikarenakan jenis dan jumlah persediaan yang disediakan oleh suatu tempat perbelanjaan beragam.
          Semakin lengkap jumlah barang yang terdapat pada tempat perbelanjaan maka semakin banyak pembeli yang datang untuk membeli perlengkapan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu untuk mengendalikan jumlah barang yang tersedia pada suatu perusahaan dapat dikendalikan oleh suatu metode yang di harapkan dapat membantu suatu perusahaan untuk mengendalikan jumlah persediaan suau produk yang dijual pada perusahaan mereka.
            Metode tersebut dikenal dengan sebutan Supply Chain Management atau yang biasa disingkat sebagai SCM. Supply Chain Management merupakan suatu konsep yang digunakan suatu perusahaan untuk mengendalikan jumlah persediaan suatu produk dan waktu yang diperlukan dalam pengiriman dan penerimaan suatu produk.
            Metode ini diharapkan dapat mampu mengendalikan jumlah permintaan produk yang dibutuhkan oleh pembeli pada saat ini, hal ini dikarenakan pembeli yang semakin lama semakin kritis. Semakin baik pelayanan yang diberikan suatu perusahaan pada pembeli maka pembeli dapat menerima rasa puas dari pelayanan yang diberikan. Hal ini juga dapat membuat suatu perusahaan mengalami peningkatan dalam segi profit.








1.2  Ruang Lingkup
            Ruang lingkup yang akan dibahas pada paper ini yaitu :
1.      Menjelakan sejarah dari SCM
2.      Menjelaskan pihak-pihak yang melaksanakan SCM di suatu perusahaan
3.      Memberikan pemahaman mengenai keuntungan dari SCM
4.      Memberikan pemahaman mengenai kerugian dari SCM
5.      Memberikan contoh perusahaan yang menerapkan SCM

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Tujuan
1.      Memberikan pemahaman mengenai SCM pada pihak pelanggan dan perusahaan.
2.      Memberikan informasi mengenai nilai-nilai yang dihasilkan dari SCM.
3.      Memberikan contoh perusahaan yang menerapkan SCM.
1.3.2        Manfaat
1.      Meningkatkan pelanggan dan pendapatan suatu perusahaan
2.      Menambah wawasan perusahaan-perusahaan yang belum menggunakan SCM
3.      Memberikan pelatihan kepada karyawan untuk mengoperasikan IT
1.4  Metodologi Penelitian
      Metodologi yang digunakan pada pembahasan paper ini yaitu menggunakan metode studi pustaka, mencari informasi yang dibutuhkan pada layanan mesin pencari (browser).

1.5 Sistematika Penulisan
    BAB 1 : Pendahuluan
    Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat pada paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan mengenai PERANCANGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT



    BAB 2 : LANDASAN TEORI
    Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai SCM. berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori SCM, dimana teori tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
  
    BAB 3 : Pembahasan SCM
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah SCM secara umum dan pada perusahaan, lembaga-lembaga yang berfokus pada SCM, tentang bagaimana penerapannya, Apa dampaknya menggunakan SCM

    Bab 4 : KESIMPULAN
    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan sebagaimana tentang keseluruhan inti dari SCM tersebut.







BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam menjamin rantai pasokan barang yang baik, diperlukan yang namanya Supply Chain Management (SCM) agar dapat berjalan dengan baik.
Menurut Harland (1996), SCM adalah manajemen alur barang-barang. SCM termasuk perpindahan dan penyimpanan bahan mentah, inventori work-in-process dan barang jadi dari tempat asal sampai tempat konsumsi. Jaringan yang terinterkoneksi dan ter-interlink, saluran dan titik bisnis dilibatkan dalam ketentuan produk dan layanan yang diperlukan oleh konsumen dalam rantai suplai.
Sedangkan menurut informasi dari website APICS (www.apics.org), SCM adalah perancangan, perencanaan, eksekusi, kontrol dan pengawasan aktivitas rantai suplai dengan tujuan membuat niali bersih, membangun infraskruktur yang kompetitif, memajukan logistik dunia, menyamakan suplai dengan permintaan dan mengukur kemampuan secara global.
Pada perusahaan yang sedang kita fokuskan ini (Carrefour), dibuatlah analisis bagaimana mereka bisa mengelola suplai barang dengan baik.


BAB 3
PEMBAHASAN
Sejarah SCM
Awal mula SCM dimulai pada tahun 1898, dimulai dengan munculnya istilah Logistik. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Supply Chain di Universitas Sycrause pada tahun 1919. Pada tahun 1927, perusahaan otomotif Ford memulai produksi massal mobil mereka dengan menuntut jaminan pasokan bahan baku yang tepat pada waktunya agar produksi dapat berjalan dengan cepat. Setelah itu, Wroe Alderson mempublikasikan paper untuk menjelaskan konsep “Postponement” yang masih dalam lingkup SCM pada tahun 1950.
Dua tahun kemudian, ditemukanlah sistem identifikasi barang yang disebut “Barcode” oleh Norman Woodland and Bernard Silver. Tahun 1957, American Production and Inventory Control Society (APICS) mengembangkan yang di mana disebut body of knowledge in operations management. Dilanjutkan pada tahun 1961 dengan pengembangan “Bill of Material” oleh Gene Thomas. William Zikmund dan William merumuskan bentuk awal dari “Reverse Logistics”. Pada akhirnya, tahun 1982 mulai diperkenalkan istilah “Supply Chain Management” oleh Keith Oliver.
Setelah itu, pengembangan bentuk SCM makin pesat seperti analisis supply chain pertama pada tahun 1985, lean manufacturing pada tahun 1988, Total Cost of Ownership (TCO) pada tahun 1995, Supply Chain Council pada tahun 1996, Supply Chain Financing pada tahun 2000, Green Supply Chain pada tahun 2001, dan seterusnya.
Cara Penerapan SCM pada perusahaan
Ada beberapa cara penerapan SCM pada perusahaan. Misalnya untuk perusahaan hypermarket seperti Carrefour, mereka biasanya memprediksi terlebih dahulu seberapa sering barang yang ada dibeli oleh konsumen. Apabila terjadi penipisan barang, Carrefour cukup melapor pada penyuplai barang untuk segera dikirimkan barang baru. Yang penting bagi Carrefour, jangan sampai ada barang yang terlihat habis oleh konsumen yang mengakibatkan konsumen mengurungkan niat untuk membeli barang yang bersangkutan. Carrefour telah memilih secara ketat perusahaan-perusahaan pemasok barang berdasarkan tingkat kedisiplinannya.
Dalam kasus lainnya, seperti perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing, mereka menerapkan metode SCM pada pengadaan komponen pesawatnya. Berdasarkan penelusuran oleh penulis, mereka menyuplai barang baru ke sebuah gudang dengan banyak sekali laci-laci penyimpanan yang telah diberi nama. Sehingga jika buruh mau meminta komponen, cukup menanyakan saja oleh penjaganya. Kemudian dengan bantuan komputer, akan dicarikan lokasi barang yang diminta. Setelah ditemukan, barang yang diminta harus di-scan barcodenya untuk mencatat pengurangan sisa barang di gudang.
Pihak-pihak yang menggunakan SCM
Ada banyak sekali perusahaan yang telah menerapkan SCM, terutama perusahaan-perusahaan manufaktur dan pemasaran seperti Boeing, Carrefour, BMW, Toyota, dan lain-lain.
Keuntungan pemanfaatan SCM
Menurut Stacey Roberts dari Demand Media, seperti yang dikutip chron.com, ada banyak sekali keuntungan dari pemanfaatan SCM khususnya bagi perusahaan besar, seperti berkurangnya biaya operasional, meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya, meningkatnya output, dan meningkatnya profit keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
Kerugian pemanfaatan SCM
Menurut sumber dari eHow.com, kekurangan dari SCM di antaranya seperti investasinya yang sangat besar terutama di awal penerapan SCM bagi perusahaan, kepercayaan kepada perusahaan lain yang harus lebih besar, ketidakseimbangan kemampuan antar perusahaan, dan rintangan-rintangan strategi distribusi.



SCM pada Carrefour
Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang supermarket. Carrefour didirikan di Prancis pada tahun 1957 dan masuk ke Indonesia pada tahun 1996 oleh sebuah perusahaan pendukung dari Para Group (sekarang CT Corp). Carrefour dari tahun ke tahun semakin melebarkan sayapnya tak hanya dalam satu negara tetapi juga ke negara lainnya. Carrefour saat ini mempunyai ribuan outlet dari  beberapa negara.
Saat ini, PT Carrefour Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT Trans Retail (yang juga masih satu perusahaan induk CT Corp). Dengan di bawah naungan CT Corp, Carrefour berusaha untuk bisa membuat masyarakat Indonesia menerima kehadirannya dengan menyesuaikan konsep pemasarannya dengan yang ada di Indonesia.
Dari tahun ke tahun, pengunjungnya semakin banyak seiring dengan banyaknya outlet yang ada. Pada tahun 2010, tercatat 72 juta pengunjung. Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 62 juta. Dukungannya terhadap UKM yang ada di Indonesia membuat Carrefour dapat meningkatkan profitnya di Indonesia dari tahun ke tahun.



BAB 4
KESIMPULAN
Dari kasus yang diatas  dapat disimpulkan bahwa Carrefour telah menerapkan SCM dengan strategi-starateginya, perusahaan ini dapat meningkatkan profit dan meningkatkan pengunjung dari tahun-tahun sebelumnya. Tentunya Carrefour ini diharapkan dapat berkembang dan berinovasi terus menerus dengan kualitas dan mutu yang lebih baik lagi. 

DAFTAR PUSTAKA

Harland, C.M. (1996) Supply Chain Management, Purchasing and Supply Management, Logistics, Vertical Integration, Materials Management and Supply Chain Dynamics. In: Slack, N (ed.) Blackwell Encyclopedic Dictionary of Operations Management. UK: Blackwell.




REFERENSI
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1762707/Carrefour-SA
http://www.anneahira.com/carrefour-indonesia.htm
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/12/11/20/mdsoep-trans-retail-kuasai-100-persen-saham-carrefour-indonesia
http://www.manufacturing.net/articles/2012/05/history-of-logistics-and-supply-chain-management
http://smallbusiness.chron.com/advantages-supply-chain-management-small-companies-20595.html
http://www.ehow.com/info_8600015_disadvantages-scm.html


www.binus.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar